sal banii israa-iila kam aataynaahum min aayatin bayyinatin waman yubaddil ni'mata allaahi min ba'di maa jaa-at-hu fa-inna allaaha syadiidu al'iqaabi
211. Tanyakanlah kepada Bani Israil: "Berapa banyaknya tanda-tanda
(kebenaran) [132] yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka".
Dan barangsiapa yang menukar ni'mat Allah [133] setelah datang ni'mat
itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.
[132] Yaitu tanda-tanda kebenaran yang dibawa nabi-nabi mereka, yang
menunjukkan kepada keesaan Allah, dan kebenaran nabi-nabi itu selalu
mereka tolak.
[133] Yang dimaksud dengan ni'mat Allah di sini ialah perintah-perintah dan ajaran-ajaran Allah.
zuyyina lilladziina kafaruu alhayaatu alddunyaa wayaskharuuna mina alladziina aamanuu waalladziina ittaqaw fawqahum yawma alqiyaamati waallaahu yarzuqu man yasyaau bighayri hisaabin
212. Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir,
dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang
yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah
memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
213. Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih
tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang
nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk
orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi
petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
am hasibtum an tadkhuluu aljannata walammaa ya/tikum matsalu alladziina khalaw min qablikum massat-humu alba/saau waaldhdharraau wazulziluu hattaa yaquula alrrasuulu waalladziina aamanuu ma'ahu mataa nashru allaahi alaa inna nashra allaahi qariibun
214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan
Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Berkata Abdurrazaq, "Diberitakan kepada kami oleh Ma`mar dari Qatadah,
katanya, 'Ayat ini turun di waktu perang Ahzab, di waktu Nabi saw.
ditimpa malapetaka dan pengepungan.'"
yas-aluunaka maatsaa yunfiquuna qul maa anfaqtum min khayrin falilwaalidayni waal-aqrabiina waalyataamaa waalmasaakiini waibni alssabiili wamaa taf'aluu min khayrin fa-inna allaaha bihi 'aliimun
215. Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Juraij, katanya, "Orang-orang
mukmin menanyakan kepada Rasulullah saw. di mana mereka menaruh harta
benda mereka, maka turunlah, 'Mereka bertanya padamu tentang apa yang
mereka nafkahkan.' Jawablah, 'Apa saja harta yang kamu nafkahkan...'"
(Q.S. Al-Baqarah 215) Diketengahkan pula oleh Ibnu Mundzir dari Abu
Hayyan bahwa Amr bin Jamuh menanyakan kepada Nabi saw., "Apakah yang
akan kami nafkahkan dari harta benda kami, dan ke mana kami berikan?"
Maka turunlah ayat ini.
216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah
sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal
ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram.
Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi
masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih
besar (dosanya) di sisi Allah [134]. Dan berbuat fitnah [135] lebih
besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi
kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
[134] Jika kita ikuti pendapat Ar Razy, maka terjemah ayat di atas
sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa
besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
kafir kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. Tetapi
mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi
(dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan
pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari
Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam.
[135] Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan Muslimin.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim serta Thabrani dalam
Al-Kabir dan Baihaqi dalam Sunannya dari Jundub bin Abdullah bahwa
Rasulullah saw. mengirim sepasukan tentara yang dikepalai oleh Abdullah
bin Jahsy. Mereka dihadang oleh Ibnu Hadhrami yang mereka bunuh dan
mereka tidak tahu apakah hari itu sudah termasuk bulan Rajab atau masih
dalam bulan Jumadilakhir. Maka kata orang-orang musyrik kepada kaum
muslimin, "Kalian melakukan pembunuhan di bulan suci." Maka Allah swt.
pun menurunkan, "Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan
suci..." (Q.S. Al-Baqarah 2l7)
218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah
dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Kata sebagian mereka, "Walaupun mereka tidak berbuat dosa, tetapi
mereka juga tidak beroleh pahala." Maka Allah pun menurunkan,
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka mengharapkan rahmat dari Allah, dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Al-Baqarah 218) Ini
juga diketengahkan oleh Ibnu Mandah dari golongan sahabat dari jalur
Usman bin Atha' dari bapaknya dari Ibnu Abbas.
219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar [136] dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa'atnya". Dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang
lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu supaya kamu berfikir,
[136]) Segala minuman yang memabukkan.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim dari jalur Said atau Ikrimah dari
Ibnu Abbas bahwa segolongan sahabat ketika mereka disuruh mengeluarkan
nafkah di jalan Allah, mereka datang kepada Nabi saw. lalu kata mereka,
"Kami tidak tahu apa itu nafkah yang diperintahkan mengeluarkannya dari
harta benda kami, manakah yang akan kami keluarkan?" Maka Allah pun
menurunkan, "Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah, 'Kelebihan dari keperluan.'" (Q.S. Al-Baqarah 219)
Diketengahkan pula dari Yahya bahwa ia mendengar berita bahwa Muaz bin
Jabal dan Tsa`labah mendatangi Rasulullah saw. lalu kata mereka, "Wahai
Rasulullah! Kami ini mempunyai budak dan kaum kerabat, maka manakah di
antara harta kami yang harus kami nafkahkan?" Maka Allah pun menurunkan
ayat ini.
220. tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang
anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik,
dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan
Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan
perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan
kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Abu Daud, Nasai, Hakim dan lain-lain dari Ibnu
Abbas, katanya, "Tatkala turun ayat, 'Dan janganlah kamu dekati harta
anak yatim kecuali dengan cara yang lebih baik, dan bahwa sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim...' (Al-An`am 152, An-Nisa
ayat 10), maka setiap mereka yang memelihara anak yatim pun berangkatlah
lalu memisahkan makanannya dari makanan anak yatim, begitu pula
minumnya dari minuman anak yatim itu. Dilebihkannya makanannya sedikit
buat anak yatim itu, ditahannya untuk mereka sampai habis atau menjadi
basi. Hal itu amat membingungkan mereka hingga akhirnya berita mereka
sampai kepada Nabi saw. Maka Allah pun menurunkan, 'Dan mereka bertanya
kepadamu tentang anak-anak yatim...'" (Q.S. Al-Baqarah 220)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar