251. Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin
Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah
memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah [157] (sesudah
meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia
dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.
[157] Yang dimaksud di sini ialah kenabian dan Kitab Zabur.
252. Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak
(benar) dan sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.
tilka alrrusulu fadhdhalnaa ba'dhahum 'alaa ba'dhin minhum man kallama allaahu warafa'a ba'dhahum darajaatin waaataynaa 'iisaa ibna maryama albayyinaati wa-ayyadnaahu biruuhi alqudusi walaw syaa-a allaahu maa iqtatala alladziina min ba'dihim min ba'di maa jaa-at-humu albayyinaatu walaakini ikhtalafuu faminhum man aamana waminhum man kafara walaw syaa-a allaahu maa iqtataluu walaakinna allaaha yaf'alu maa yuriidu
253. Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada
yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah
meninggikannya [158] beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada 'Isa
putera Maryam beberapa mu'jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul
Qudus [159]. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah
berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu,
sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi
mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula)
di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah
mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang
dikehendaki-Nya.
254. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah)
sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari
yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
syafa'at[160]. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
allaahu laa ilaaha illaa huwa alhayyu alqayyuumu laa ta/khudzuhu sinatun walaa nawmun lahu maa fii alssamaawaati wamaa fii al-ardhi man dzaaalladzii yasyfa'u 'indahu illaa bi-idznihi ya'lamu maa bayna aydiihim wamaa khalfahum walaa yuhiithuuna bisyay-in min 'ilmihi illaa bimaa syaa-a wasi'a kursiyyuhu alssamaawaati waal-ardha walaa yauuduhu hifzhuhumaa wahuwa al'aliyyu al'azhiimu
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada
yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan
mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi [161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah
tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar.
[161] Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan
ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.
256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut [162] dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[162] Thaghut, ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai dan Ibnu Hibban, dari Ibnu Abbas,
katanya, "Ada seorang wanita yang sering keguguran, maka dia berjanji
pada dirinya, sekiranya ada anaknya yang hidup, akan dijadikannya
seorang Yahudi. Maka tatkala Bani Nadhir diusir dari Madinah, kebetulan
di antara mereka ada anak Ansar, maka kata orang-orang Ansar, 'Kami tak
akan membiarkan anak-anak kami,' maka Allah pun menurunkan, 'Tak ada
paksaan dalam agama.'" (Q.S. Al-Baqarah 256) Ibnu Jarir mengetengahkan,
dari jalur Said atau Ikrimah dari Ibnu Abbas, katanya, "Tak ada paksaan
dalam agama." Ayat itu turun mengenai seorang Ansar dari Bani Salim bin
Auf bernama Hushain, yang mempunyai dua orang anak beragama Kristen,
sedangkan ia sendiri beragama Islam. Maka katanya kepada Nabi saw.,
"Tidakkah akan saya paksa mereka, karena mereka tak hendak meninggalkan
agama Kristen itu?" Maka Allah pun menurunkan ayat tersebut.
257. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka
dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang
kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka
daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Diketengahkan oleh Ibnu Jarir, dari Abdah bin Abu Lubabah mengenai
firman Allah swt., "Allah Pelindung orang-orang yang beriman," katanya,
"Mereka itu ialah orang-orang yang tadinya beriman kepada Isa, dan
tatkala datang Nabi Muhammad saw. mereka beriman pula kepadanya. Maka
ayat ini diturunkan mengenai mereka." Diketengahkan dari Mujahid,
katanya, "Ada suatu golongan yang beriman kepada Isa dan segolongan lagi
kafir kepadanya. Maka tatkala dibangkitkan Nabi Muhammad saw. golongan
yang kafir kepada Isa tadi beriman kepadanya, sebaliknya golongan yang
beriman kepada Isa, kafir. Maka Allah pun menurunkan ayat ini."
258. Apakah kamu tidak memperhatikan orang [163] yang mendebat Ibrahim
tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu
pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang
menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat
menghidupkan dan mematikan [164])." Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,"
lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.
[163] Yaitu Namrudz dari Babilonia.
[164] Maksudnya raja Namrudz dengan "menghidupkan" ialah membiarkan
hidup, dan yang dimaksudnya dengan "mematikan" ialah membunuh. Perkataan
itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.
259. Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu
negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata:
"Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka
Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya
kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia
menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah
berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya;
lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan
lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami
akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah
kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali,
kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata
kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata:
"Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
260. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah
berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)
Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu
cincanglah [165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di
atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian
panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[165] Pendapat di atas adalah menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang
menurut Abu Muslim Al Ashfahani pengertian ayat di atas bahwa Allah
memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim a.s. tentang cara Dia
menghidupkan orang-orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi Ibrahim a.s.
mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya hingga
burung itu dapat datang seketika, bilamana dipanggil. Kemudian,
burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit
seekor, lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan,
niscaya burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya
terpisah-pisah dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan
orang-orang yang mati yang tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat
cipta "hiduplah kamu semua" pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi
menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk kata perintah) dalam ayat ini,
pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai cara penjelasan. Pendapat
beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar