Jumat, 14 Februari 2014

Al-Anfaal Ayat : 1-10

Al-Anfaal, 75 ayat

 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 1
يَسْـَٔلُونَكَ
mereka akan menanyakan kepadamu
عَنِ
tentang
ٱلْأَنفَالِ
harta rampasan perang
قُلِ
katakanlah
ٱلْأَنفَالُ
harta rampasan perang
لِلَّهِ
kepunyaan Allah
وَٱلرَّسُولِ
dan Rasul
فَٱتَّقُوا۟
maka bertakwalah kamu
ٱللَّهَ
Allah
وَأَصْلِحُوا۟
dan perbaikilah
ذَاتَ
perhubungan
بَيْنِكُمْ
diantara kamu
وَأَطِيعُوا۟
dan taatlah kamu
ٱللَّهَ
Allah
وَرَسُولَهُۥٓ
dan RasulNya
إِن
jika
كُنتُم
kamu
مُّؤْمِنِينَ
orang-orang yang beriman

yas-aluunaka 'ani al-anfaali quli al-anfaalu lillaahi waalrrasuuli faittaquu allaaha wa-ashlihuu dzaata baynikum wa-athii'uu allaaha warasuulahu in kuntum mu/miniina
1. Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul [593], oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."

[593] Maksudnya: pembagian harta rampasan itu menurut ketentuan Allah dan RasulNya.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ketika kaum Muslimin berbeda pendapat tentang harta rampasan perang Badar; para pemuda kaum Muslimin mengatakan bahwa harta rampasan itu adalah untuk kami sebab kamilah yang maju di dalam peperangan. Sedangkan orang-orang yang berusia lanjut dari mereka mengatakan kamilah yang menjadi tameng bagi kalian di bawah panji-panji, seandainya kalian mundur niscaya kamilah yang membela mati-matian, oleh karena itu janganlah kalian mau menang sendiri terhadap ganimah (harta rampasan) itu. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi turunnya surah ini. Abu Daud, Nasai, Ibnu Hibban dan Hakim meriwayatkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan bahwa Nabi saw. bersabda, "Barang siapa yang berhasil membunuh seorang kafir, maka baginya ganimah sebanyak demikian. Dan barang siapa yang berhasil menawan seorang kafir, maka baginya ganimah sebanyak demikian. Adapun bagi pasukan yang berusia lanjut, maka hendaknya mereka tetap bertahan di bawah panji-panji peperangan. Dan bagi pasukan yang berusia muda, maka hendaknya mereka segera maju ke dalam kancah peperangan dan meraih ganimah." Maka pada saat itu pasukan yang berusia lanjut berkata kepada pasukan yang berusia muda, "Sertakanlah kami bersama kalian dalam bagian ganimah, karena sesungguhnya kami adalah pasukan cadangan bagi kalian, seandainya terjadi sesuatu dengan kalian, maka niscaya kalian akan berlindung kepada kami." Lalu mereka bersengketa dalam masalah ini dan mengadukan permasalahannya kepada Nabi saw. Maka pada saat itu turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang." Katakanlah! "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul." (Q.S. Al-Anfaal 1) Imam Ahmad meriwayatkan melalui Saad bin Abu Waqqash yang telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar terjadi saudaraku yang bernama Umair terbunuh (gugur), maka aku membalas kematiannya itu dengan membunuh Said bin Ash, kemudian aku mengambil pedangnya sebagai barang rampasan. Selanjutnya aku mendatangi Nabi saw. seraya membawa pedang rampasan itu, maka Nabi saw. bersabda, "Pergilah dan lemparkanlah pedang itu ke dalam kumpulan barang-barang rampasan." Lalu aku kembali sedangkan keadaan diriku pada saat itu tiada seorang pun yang mengetahuinya melainkan hanya Allah, disebabkan karena terbunuhnya saudaraku. Ternyata Rasulullah saw. mengambil pedang rampasanku itu, maka ketika aku baru pergi dari sisi beliau hanya beberapa langkah, maka turunlah surah Al-Anfaal. Maka setelah itu Nabi saw. bersabda kepadaku, "Pergilah dan ambillah pedangmu itu." Abu Daud, Tirmizi dan Nasai telah meriwayatkan melalui Saad yang telah menceritakan, "Ketika perang Badar aku datang (kepada Rasulullah saw.) seraya membawa pedang rampasan, lalu aku berkata kepada beliau, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah telah meredakan dendam yang membara di dadaku terhadap orang-orang musyrik, maka berikanlah pedang ini kepadaku.' Rasulullah saw. menjawab, "Pedang ini bukan milikku dan bukan pula milikmu." Lalu aku berkata, "Barangkali pedang ini akan diberikan kepada seseorang yang belum pernah tertimpa musibah seperti diriku ini." Rasulullah saw. datang kepadaku seraya bersabda, "Sesungguhnya engkau telah meminta kepadaku apa yang bukan menjadi milikku, dan sekarang ia telah menjadi milikku, engkau sekarang boleh mengambilnya, ia buatmu." Selanjutnya Saad menceritakan bahwa pada saat itu turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang...." (Q.S. Al-Anfaal 1) Ibnu Jabir telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Mujahid, bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi saw. mengenai khumus (seperlima ganimah) sesudah terbaginya empat perlima yang lainnya, maka turunlah firman-Nya, "Mereka menanyakan kepadamu tentang pembagian harta rampasan perang...." (Q.S. Al-Anfaal 1).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 2
إِنَّمَا
sesungguhnya hanyalah
ٱلْمُؤْمِنُونَ
orang-orang yang beriman
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
إِذَا
apabila
ذُكِرَ
disebut
ٱللَّهُ
Allah
وَجِلَتْ
gemetarlah
قُلُوبُهُمْ
hati mereka
وَإِذَا
dan apabila
تُلِيَتْ
dibacakan
عَلَيْهِمْ
atas mereka
ءَايَٰتُهُۥ
ayat-ayatNya
زَادَتْهُمْ
ia menambahkan mereka
إِيمَٰنًا
keimanan mereka
وَعَلَىٰ
dan kepada
رَبِّهِمْ
Tuhan mereka
يَتَوَكَّلُونَ
mereka bertawakkal

innamaa almu/minuuna alladziina idzaa dzukira allaahu wajilat quluubuhum wa-idzaa tuliyat 'alayhim aayaatuhu zaadat-hum iimaanan wa'alaa rabbihim yatawakkaluuna
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman [594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

[594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

[595] Dimaksud dengan disebut Allah itu ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 3
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يُقِيمُونَ
(mereka) mendirikan
ٱلصَّلَوٰةَ
sholat
وَمِمَّا
dan dari apa(rezki)
رَزَقْنَٰهُمْ
telah Kami berikan rezki kepada mereka
يُنفِقُونَ
mereka menafkahkan

alladziina yuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 4
أُو۟لَٰٓئِكَ
itulah
هُمُ
mereka
ٱلْمُؤْمِنُونَ
orang-orang yang beriman
حَقًّا
sebenar-benarnya
لَّهُمْ
bagi mereka (memperoleh)
دَرَجَٰتٌ
derajat
عِندَ
disisi
رَبِّهِمْ
Tuhan mereka
وَمَغْفِرَةٌ
dan ampunan
وَرِزْقٌ
dan rezki
كَرِيمٌ
yang mulia

ulaa-ika humu almu/minuuna haqqan lahum darajaatun 'inda rabbihim wamaghfiratun warizqun kariimun
4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni'mat) yang mulia.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 5
كَمَآ
sebagaimana
أَخْرَجَكَ
mengeluarkan/menyuruh kamu pergi
رَبُّكَ
Tuhanmu
مِنۢ
dari
بَيْتِكَ
rumahmu
بِٱلْحَقِّ
dengan kebenaran
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
فَرِيقًا
segolongan
مِّنَ
dari
ٱلْمُؤْمِنِينَ
orang-orang yang beriman
لَكَٰرِهُونَ
sungguh orang-orang yang tidak menyukai

kamaa akhrajaka rabbuka min baytika bialhaqqi wa-inna fariiqan mina almu/miniina lakaarihuuna
5. Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,

[596] Maksudnya: Menurut Al Maraghi: Allah mengatur pembagian harta rampasan perang dengan kebenaran, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Menurut Ath-Thabari: Keluar dari rumah dengan maksud berperang.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Murdawaih telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Ayyub Al-Anshari r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika kami berada di Madinah, Rasulullah saw. telah menerima berita, bahwa kafilah Abu Sofyan telah kembali, maka Rasulullah saw. bersabda kepada kami, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang kafilah tersebut, semoga Allah menjadikannya sebagai barang ganimah buat kita dan menyelamatkan kita." Maka kami keluar dan melakukan perjalanan selama satu atau dua hari. Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Apakah yang telah kalian lihat mengenai keadaan mereka?" Kami berkata, "Wahai Rasulullah! Kami tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi kaum itu. Karena sesungguhnya kami keluar hanya untuk menghadang kafilah perdagangan." Lalu kala itu Al-Miqdad berkata, "Janganlah kalian mengatakan seperti apa yang telah dikatakan oleh kaum Musa, 'Pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.'" (Q.S. Al-Maidah 24). Maka ketika itu turunlah firman-Nya, "Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya." (Q.S. Al-Anfaal 5). Ibnu Jarir telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui Abdullah bin Abbas r.a.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 6
يُجَٰدِلُونَكَ
mereka akan membantahmu
فِى
tentang
ٱلْحَقِّ
kebenaran
بَعْدَ
sesudah
مَا
apa
تَبَيَّنَ
nyata
كَأَنَّمَا
seakan-akan
يُسَاقُونَ
mereka dihalau
إِلَى
kepada
ٱلْمَوْتِ
kematian
وَهُمْ
dan/sedang mereka
يَنظُرُونَ
mereka melihat

yujaadiluunaka fii alhaqqi ba'da maa tabayyana ka-annamaa yusaaquuna ilaa almawti wahum yanzhuruuna
6. mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 7
وَإِذْ
dan ketika
يَعِدُكُمُ
menjanjikan kepadamu
ٱللَّهُ
Allah
إِحْدَى
salah satu
ٱلطَّآئِفَتَيْنِ
dua golongan itu
أَنَّهَا
bahwasanya ia
لَكُمْ
untukmu
وَتَوَدُّونَ
dan/sedang kamu menginginkan
أَنَّ
bahwa
غَيْرَ
tidak
ذَاتِ
mempunyai
ٱلشَّوْكَةِ
kekuatan senjata
تَكُونُ
adalah ia
لَكُمْ
untukmu
وَيُرِيدُ
dan menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
أَن
untuk
يُحِقَّ
membenarkan
ٱلْحَقَّ
yang benar/kebenaran
بِكَلِمَٰتِهِۦ
dengan kalimat/ayat-ayatNya
وَيَقْطَعَ
dan Dia memusnahkan
دَابِرَ
seluruh
ٱلْكَٰفِرِينَ
orang-orang kafir

wa-idz ya'idukumu allaahu ihdaa alththaa-ifatayni annahaa lakum watawadduuna anna ghayra dzaati alsysyawkati takuunu lakum wayuriidu allaahu an yuhiqqa alhaqqa bikalimaatihi wayaqtha'a daabira alkaafiriina
7. Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah [597] yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,

[597] Maksudnya kafilah Abu Sofyan yang membawa dagangan dari Siria. Sedangkan kelompok yang datang dari Mekkah di bawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama Abu Jahal.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 8
لِيُحِقَّ
agar Dia membenarkan/menetapkan
ٱلْحَقَّ
yang benar
وَيُبْطِلَ
dan Dia membatalkan
ٱلْبَٰطِلَ
yang batil
وَلَوْ
walaupun
كَرِهَ
tidak menyukai
ٱلْمُجْرِمُونَ
orang-orang yang berdosa

liyuhiqqa alhaqqa wayubthila albaathila walaw kariha almujrimuuna
8. agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 9
إِذْ
ketika
تَسْتَغِيثُونَ
kamu mohon pertolongan
رَبَّكُمْ
Tuhanmu
فَٱسْتَجَابَ
maka/lalu Dia memperkenankan
لَكُمْ
kepadamu
أَنِّى
sesungguhnya Aku
مُمِدُّكُم
mendatangkan bala bantuan kepadamu
بِأَلْفٍ
dengan seribu
مِّنَ
dari
ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ
Malaikat
مُرْدِفِينَ
datang berduyun-duyun

idz tastaghiitsuuna rabbakum faistajaaba lakum annii mumiddukum bi-alfin mina almalaa-ikati murdifiina
9. (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 10
وَمَا
dan tidak
جَعَلَهُ
menjadikannya
ٱللَّهُ
Allah
إِلَّا
kecuali/melainkan
بُشْرَىٰ
kabar gembira
وَلِتَطْمَئِنَّ
dan agar menetapkan
بِهِۦ
dengannya
قُلُوبُكُمْ
hatimu
وَمَا
dan tidak
ٱلنَّصْرُ
pertolongan/kemenangan
إِلَّا
kecuali
مِنْ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِ
Allah
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
عَزِيزٌ
Maha Perkasa
حَكِيمٌ
Maha Bijaksana

wamaa ja'alahu allaahu illaa busyraa walitathma-inna bihi quluubukum wamaa alnnashru illaa min 'indi allaahi inna allaaha 'aziizun hakiimun
10. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar