|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 41 |
|
|
بِشَهِيدٍ |
dengan seorang saksi |
وَجِئْنَا |
dan Kami datangkan |
|
|
fakayfa idzaa ji/naa min kulli ummatin bisyahiidin waji/naa bika 'alaa haaulaa-i syahiidaan
|
41. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami
mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami
mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai
umatmu [299]).
[299] Seorang nabi menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya,
apakah perbuatan itu sesuai dengan perintah dan larangan Allah atau
tidak. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 42 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
وَعَصَوُا۟ |
dan orang-orang yang mendurhakai |
يَكْتُمُونَ |
mereka menyembunyikan |
حَدِيثًا |
sesuatu kejadian |
|
|
yawma-idzin yawaddu alladziina kafaruu wa'ashawuu alrrasuula law tusawwaa bihimu al-ardhu walaa yaktumuuna allaaha hadiitsaan
|
42. Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai
rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah [300], dan mereka
tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun.
[300] Maksudnya : mereka dikuburkan atau mereka hancur menjadi tanah. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 43 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
تَقْرَبُوا۟ |
kamu mendekati |
تَعْلَمُوا۟ |
kamu mengetahui/mengerti |
جُنُبًا |
dalam keadaan junub |
ٱلْغَآئِطِ |
tempat buang air |
لَٰمَسْتُمُ |
kamu menyentuh |
فَلَمْ |
maka/kemudian tidak |
تَجِدُوا۟ |
kamu mendapatkan |
فَتَيَمَّمُوا۟ |
maka bertayamumlah kamu |
فَٱمْسَحُوا۟ |
maka sapulah |
بِوُجُوهِكُمْ |
dengan/pada mukamu |
وَأَيْدِيكُمْ |
dan tanganmu |
|
|
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa taqrabuu alshshalaata wa-antum sukaaraa hattaa ta'lamuu maa taquuluuna walaa junuban illaa 'aabirii sabiilin hattaa taghtasiluu wa-in kuntum mardaa aw 'alaa safarin aw jaa-a ahadun minkum mina alghaa-ithi aw laamastumu alnnisaa-a falam tajiduu maa-an fatayammamuu sha'iidan thayyiban faimsahuu biwujuuhikum wa-aydiikum inna allaaha kaana 'afuwwan ghafuuraan
|
43. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub [301],
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit
atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
[301] Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Abu Daud, Tirmizi, Nasai dan Hakim meriwayatkan dari Ali, katanya,
"Abdurrahman bin Auf membuatkan makanan untuk kami. Lalu dipanggilnyalah
kami dan disuguhinya minuman keras dan minuman itu mulailah
mempengaruhi kami. Kebetulan datanglah waktu salat, lalu mereka
mengajukan saya sebagai imam, maka yang saya baca ialah, 'Qul yaa
ayyuhal kaafiruuna, laa a'budu maa ta'buduun wanahnu na'budu ma
ta`buduuna.' Maka Allah pun menurunkan, 'Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu dekati salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga
kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.'" (Q.S. An-Nisa 43) Diketengahkan
pula oleh Faryabi dan Ibnu Abu Hatim serta Ibnu Mundzir dari Ali,
katanya, "Ayat ini yaitu firman-Nya '...dan tidak pula dalam keadaan
junub,' (Q.S. An-Nisa ayat 43) diturunkan atas musafir yang mengalami
junub, maka hendaklah ia bertayamum lalu salat." Dalam pada itu Ibnu
Murdawaih mengeluarkan pula dari Asla' bin Syarik, katanya, "Saya ini
mengendarai unta Rasulullah, lalu ditimpa jinabah pada suatu malam yang
sangat dingin hingga saya takut mati atau sakit keras jika mandi dengan
air dingin. Maka saya sampaikanlah hal itu kepada Nabi saw. hingga Allah
pun menurunkan, 'Janganlah dekati salat sedang kamu dalam keadaan
mabuk...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 43). Thabrani mengetengahkan
dari Asla', katanya, "Saya melayani Nabi saw. dan berkendaraan untuk
kepentingannya. Pada suatu hari katanya kepada saya, 'Hai Asla!
Bangkitlah dan berangkatlah untuk suatu perjalanan.' Jawab saya, 'Wahai
Rasulullah! Saya ditimpa janabah.' Maka Rasulullah saw. pun diam
sementara Jibril datang kepadanya membawa ayat tayamum. Lalu sabda
Rasulullah, 'Bangkitlah hai Asla',' lalu beliau bertayamum dan
diperlihatkan kepada saya tata caranya, yaitu satu kali pukul untuk
muka, dan satu kali lagi untuk kedua tangan sampai kedua siku. Maka saya
pun bangkit, lalu bertayamum dan kemudian berangkat dengan kendaraan
untuk suatu urusannya." Ibnu Jarir mengetengahkan dari Yazid bin Abu
Habib bahwa beberapa orang Ansar pintu rumah mereka berada dalam mesjid.
Kebetulan mereka mengalami junub, sedangkan mereka tidak punya air.
Mereka memerlukan air tetapi tak ada jalan kecuali ke dalam mesjid. Maka
Allah pun menurunkan, "...kecuali sekadar melewati jalan." (Q.S.
An-Nisa 43) Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Mujahid, katanya, "Ayat
ini diturunkan mengenai seorang laki-laki Ansar yang ditimpa sakit,
hingga ia tidak dapat bangkit buat berwudu dan tidak pula punya pelayan
yang akan membantunya. Maka hal itu pun disampaikannya kepada Rasulullah
saw. lalu Allah menurunkan, 'Dan jika kamu dalam keadaan sakit...'
sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 43). Ibnu Jarir mengetengahkan dari
Ibrahim An-Nakha'i, katanya, "Beberapa orang sahabat Nabi saw. mendapat
luka hingga meluas di kalangan mereka. Kemudian mereka mendapat cobaan
pula dengan ditimpa jinabah. Hal itu mereka adukan kepada Nabi saw.
hingga turunlah ayat, 'Dan jika kamu dalam keadaan sakit...' sampai
akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 43).
|
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 44 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
يَشْتَرُونَ |
mereka membeli |
وَيُرِيدُونَ |
dan mereka menghendaki |
|
|
alam tara ilaa alladziina uutuu nashiiban mina alkitaabi yasytaruuna aldhdhalaalata wayuriiduuna an tadhilluu alssabiila
|
44. Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian
dari Al Kitab (Taurat) ? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan
petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari
jalan (yang benar). |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Rifa'ah bin Zaid
bin Tabut adalah salah seorang tokoh Yahudi yang terkemuka. Jika
berbicara dengan Rasulullah saw. ia memutar lidahnya, misalnya katanya,
'Dengarlah hai Muhammad agar anda dapat memahami perkataan kami,' lalu
ia menuduh agama Islam sambil berolok-olok, maka Allah pun menurunkan,
'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Alkitab,
mereka membeli kesesatan.'" (Q.S. An-Nisa 44)
|
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 45 |
|
|
أَعْلَمُ |
lebih mengetahui |
بِأَعْدَآئِكُمْ |
dengan/tentang musuh-musuhmu |
وَلِيًّا |
(menjadi) pelindung |
نَصِيرًا |
(menjadi) penolong |
|
|
waallaahu a'lamu bi-a'daa-ikum wakafaa biallaahi waliyyan wakafaa biallaahi nashiiraan
|
45. Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu.
Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah
menjadi Penolong (bagimu). |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 46 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
يُحَرِّفُونَ |
mereka merubah |
مَّوَاضِعِهِۦ |
tempat-tempatnya |
وَيَقُولُونَ |
dan mereka berkata |
وَعَصَيْنَا |
dan/tetapi kami mendurhakai |
وَرَٰعِنَا |
dan peliharalah kami |
بِأَلْسِنَتِهِمْ |
dengan lidah mereka |
أَنَّهُمْ |
bahwasanya mereka |
قَالُوا۟ |
(mereka) berkata |
وَأَطَعْنَا |
dan kami mentaati |
وَٱنظُرْنَا |
dan perhatikanlah kami |
وَأَقْوَمَ |
dan lebih tepat |
لَّعَنَهُمُ |
mengutuk mereka |
بِكُفْرِهِمْ |
dengan/karena kekafiran mereka |
يُؤْمِنُونَ |
mereka beriman |
|
|
mina alladziina haaduu yuharrifuuna alkalima 'an mawaadi'ihi wayaquuluuna sami'naa wa'ashaynaa waisma' ghayra musma'in waraa'inaa layyan bi-alsinatihim watha'nan fii alddiini walaw annahum qaaluu sami'naa wa-atha'naa waisma' waunzhurnaa lakaana khayran lahum wa-aqwama walaakin la'anahumu allaahu bikufrihim falaa yu/minuuna illaa qaliilaan
|
46. Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari
tempat-tempatnya [302]. Mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi kami
tidak mau menurutinya [303]. Dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah"
sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa [304]. Dan (mereka
mengatakan) : "Raa'ina" [305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela
agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan
dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka
dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran
mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.
[302] Maksudnya : mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan
mengurangi. [303] Maksudnya mereka mengatakan : "Kami mendengar", sedang
hati mereka mengatakan : "Kami tidak mau menuruti". [304] Maksudnya
mereka mengatakan : "Dengarlah", tetapi hati mereka mengatakan :
"Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli)". [305] Lihat not
80. |
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 47 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
ءَامِنُوا۟ |
berimanlah kamu |
مُصَدِّقًا |
yang membenarkan |
مَعَكُم |
bersamamu/ada padamu |
فَنَرُدَّهَا |
maka/lalu Kami putarkannya |
أَدْبَارِهَآ |
belakangnya |
نَلْعَنَهُمْ |
Kami kutuk mereka |
|
|
yaa ayyuhaa alladziina uutuu alkitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa mushaddiqan limaa ma'akum min qabli an nathmisa wujuuhan fanaruddahaa 'alaa adbaarihaa aw nal'anahum kamaa la'annaa ash-haaba alssabti wakaana amru allaahi maf'uulaan
|
47. Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada
apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada
pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke
belakang [306] atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki
orang-orang (yang berbuat ma'siat) pada hari Sabtu [307]. Dan ketetapan
Allah pasti berlaku.
[306] Menurut kebanyakan mufassirin, maksudnya ialah mengubah muka
mereka lalu diputar kebelakang sebagai penghinaan. [307] Lihat ayat 65
surat Al Baqarah dengan not 59 dan ayat 163 Al A'raaf. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Rasulullah saw.
mengajak tokoh-tokoh pendeta Yahudi berbicara, di antara mereka ialah
Abdullah bin Shuria dan Ka'ab bin Usid. Katanya kepada mereka, 'Hai
orang-orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah, masuklah kalian ke dalam
agama Islam karena demi Allah sebenarnya tuan-tuan mengetahui bahwa yang
saya bawa pada kalian ini adalah barang yang hak.' Kata mereka, 'Hai
Muhammad! Kami tidak tahu akan soal itu.' Maka Allah pun menurunkan pada
mereka, 'Hai orang-orang yang diberi Alkitab! Berimanlah kamu kepada
apa yang telah Kami turunkan...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 47).
|
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 48 |
|
|
يَغْفِرُ |
mengampuni mereka |
وَيَغْفِرُ |
dan Dia mengampuni |
ٱفْتَرَىٰٓ |
ia telah berbuat |
|
|
inna allaaha laa yaghfiru an yusyraka bihi wayaghfiru maa duuna dzaalika liman yasyaau waman yusyrik biallaahi faqadi iftaraa itsman 'azhiimaan
|
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Abu Hatim dan Thabrani mengetengahkan dari Abu Ayub Al-Anshari,
katanya, "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu katanya,
'Saya mempunyai seorang anak saudara laki-laki yang tidak
henti-hentinya mengerjakan yang haram.' Tanya Rasulullah, 'Apa
agamanya?' Jawabnya, 'Dia melakukan salat dan mengesakan Allah.' Sabda
Rasulullah, 'Mintalah agamanya itu kepadanya, dan kalau dia
berkeberatan, maka belilah!' Laki-laki itu pun melakukan sebagaimana
yang diperintahkan Rasulullah tadi, tetapi keponakannya itu menolak.
Maka kembalilah laki-laki itu kepada Rasulullah, katanya, 'Saya lihat ia
amat fanatik sekali kepada agamanya.' Maka turunlah ayat, 'Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang mempersekutukan sesuatu
dengan-Nya dan Dia akan mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi
siapa yang dikehendaki-Nya.'" (Q.S. An-Nisa 48)
|
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 49 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
يُزَكُّونَ |
(mereka) membersihkan |
يُزَكِّى |
Dia membersihkan |
يُظْلَمُونَ |
mereka dianiaya |
|
|
alam tara ilaa alladziina yuzakkuuna anfusahum bali allaahu yuzakkii man yasyaau walaa yuzhlamuuna fatiilaan
|
49. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya
bersih ? [308]. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya
dan mereka tidak aniaya sedikitpun.
[308] Yang dimaksud di sini ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang
menganggap diri mereka bersih. Lihat ayat 80 dan ayat 111 surat Al
Baqarah dan ayat 18 surat Al Maaidah. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Orang-orang
Yahudi menonjolkan anak-anak mereka di waktu salat dan menyajikan
kurban-kurban mereka serta mengaku bahwa mereka tidak mempunyai dosa dan
kesalahan. Maka Allah menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang
yang menganggap diri mereka bersih?'" (Q.S. An-Nisa 49) Ibnu Jarir
mengetengahkan pula yang serupa dengan itu dari Ikrimah, Mujahid, Abu
Malik dan lain-lain.
|
|
|
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 50 |
|
|
يَفْتَرُونَ |
mereka mengada-adakan |
بِهِۦٓ |
dengannya/perbuatan itu |
|
|
unzhur kayfa yaftaruuna 'alaa allaahi alkadziba wakafaa bihi itsman mubiinaan
|
50. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah
? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka). |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar