|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 81 |
|
|
بِٱللَّهِ |
dengan/kepada Allah |
ٱتَّخَذُوهُمْ |
mengambil mereka |
مِّنْهُمْ |
diantara mereka |
فَٰسِقُونَ |
orang-orang fasik |
|
|
walaw kaanuu yu/minuuna biallaahi waalnnabiyyi wamaa unzila ilayhi maa ittakhadzuuhum awliyaa-a walaakinna katsiiran minhum faasiquuna
|
81. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan
kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan
mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi
kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik. |
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 82 |
|
|
لَتَجِدَنَّ |
sungguh kamu akan mendapati |
لِّلَّذِينَ |
terhadap orang-orang yang |
ٱلْيَهُودَ |
orang-orang Yahudi |
وَٱلَّذِينَ |
dan orang-orang yang |
أَشْرَكُوا۟ |
(mereka) musyrik |
وَلَتَجِدَنَّ |
dan sungguh kamu akan mendapati |
أَقْرَبَهُم |
mereka paling dekat |
لِّلَّذِينَ |
terhadap orang-orang yang |
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
قَالُوٓا۟ |
(mereka) mengatakan |
نَصَٰرَىٰ |
orang-orang Nasrani |
قِسِّيسِينَ |
pendeta-pendeta |
وَرُهْبَانًا |
dan rahib-rahib |
وَأَنَّهُمْ |
dan bahwasanya mereka |
يَسْتَكْبِرُونَ |
mereka menyombongkan diri |
|
|
latajidanna asyadda alnnaasi 'adaawatan lilladziina aamanuu alyahuuda waalladziina asyrakuu walatajidanna aqrabahum mawaddatan lilladziina aamanuu alladziina qaaluu innaa nashaaraa dzaalika bi-anna minhum qissiisiina waruhbaanan wa-annahum laa yastakbiruuna
|
82. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi
dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu
disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat
pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak
menymbongkan diri. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Musayyab
dan Abu Bakar bin Abdurrahman serta Urwah bin Zubair. Mereka
menceritakan, bahwa Rasulullah saw. pernah mengutus Amr bin Umayyah
Adh-Dhamari membawa sepucuk surat yang ditujukan kepada Najasyi. Amr
akhirnya datang ke hadapan Najasyi lalu ia membaca surat Rasulullah saw.
Lalu sang raja memanggil Jakfar bin Abu Thalib dan orang-orang yang
ikut berhijrah bersamanya, sang raja pun mengutus agar memanggil para
rahib dan para pendeta. Setelah semuanya berkumpul sang raja
memerintahkan kepada Jakfar bin Abu Thalib agar membacakan sesuatu
kepada mereka. Jakfar lalu membacakan surah Maryam di hadapan mereka.
Akhirnya mereka semua beriman kepada Alquran bahkan mata mereka
mencucurkan air mata dan merekalah orang-orang yang dimaksudkan oleh
Allah ketika menurunkan firman-Nya, 'Dan sesungguhnya kamu dapati yang
paling dekat persahabatannya...' sampai dengan firman-Nya, '...maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran
Alquran dan kenabian Muhammad saw.)'" (Q.S. Al-Maidah 82-83). Ibnu Abu
Hatim meriwayatkan sebuah hadis dari Said bin Jubair yang menceritakan,
bahwa Najasyi pernah mengirimkan tiga puluh orang utusan yang terdiri
dari sahabat-sababat pilihannya kepada Rasulullah saw. Kemudian
Rasulullah saw. membacakan kepada mereka surah Yasin. Akhirnya mereka
menangis mendengarkan pembacaan surah itu, kemudian turunlah ayat ini
yang berkenaan dengan sikap mereka itu. Imam Nasai mengetengahkan sebuah
hadis dari Abdullah bin Zubair yang mengatakan, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan Najasyi dan sahabat-sahabat terdekatnya,
"Yaitu mereka yang apabila mendengar apa yang diturunkan kepada
Rasul-Nya akan mengalirkan air mata...." (Q.S. Al-Maidah 83) Imam
Thabrani mengetengahkan hadis yang serupa dari jalur Ibnu Abbas, bahkan
hadisnya ini lebih sederhana daripada hadis yang di atas.
|
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 83 |
|
|
سَمِعُوا۟ |
mereka mendengarkan |
مِمَّا |
dari apa/disebabkan |
يَقُولُونَ |
mereka berkata |
ءَامَنَّا |
kami telah beriman |
فَٱكْتُبْنَا |
maka catatlah kami |
ٱلشَّٰهِدِينَ |
orang-orang yang menjadi saksi |
|
|
wa-idzaa sami'uu maa unzila ilaa alrrasuuli taraa a'yunahum tafiidhu mina alddam'i mimmaa 'arafuu mina alhaqqi yaquuluuna rabbanaa aamannaa fauktubnaa ma'a alsysyaahidiina
|
83. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al-Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran
Al-Qur'an dan kenabian Muhammad SAW). |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Musayyab
dan Abu Bakar bin Abdurrahman serta Urwah bin Zubair. Mereka
menceritakan, bahwa Rasulullah saw. pernah mengutus Amr bin Umayyah
Adh-Dhamari membawa sepucuk surat yang ditujukan kepada Najasyi. Amr
akhirnya datang ke hadapan Najasyi lalu ia membaca surat Rasulullah saw.
Lalu sang raja memanggil Jakfar bin Abu Thalib dan orang-orang yang
ikut berhijrah bersamanya, sang raja pun mengutus agar memanggil para
rahib dan para pendeta. Setelah semuanya berkumpul sang raja
memerintahkan kepada Jakfar bin Abu Thalib agar membacakan sesuatu
kepada mereka. Jakfar lalu membacakan surah Maryam di hadapan mereka.
Akhirnya mereka semua beriman kepada Alquran bahkan mata mereka
mencucurkan air mata dan merekalah orang-orang yang dimaksudkan oleh
Allah ketika menurunkan firman-Nya, 'Dan sesungguhnya kamu dapati yang
paling dekat persahabatannya...' sampai dengan firman-Nya, '...maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran
Alquran dan kenabian Muhammad saw.)'" (Q.S. Al-Maidah 82-83). Ibnu Abu
Hatim meriwayatkan sebuah hadis dari Said bin Jubair yang menceritakan,
bahwa Najasyi pernah mengirimkan tiga puluh orang utusan yang terdiri
dari sahabat-sababat pilihannya kepada Rasulullah saw. Kemudian
Rasulullah saw. membacakan kepada mereka surah Yasin. Akhirnya mereka
menangis mendengarkan pembacaan surah-itu, kemudian turunlah ayat ini
yang berkenaan dengan sikap mereka itu. Imam Nasai mengetengahkan sebuah
hadis dari Abdullah bin Zubair yang mengatakan, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan Najasyi dan sahabat-sahabat terdekatnya,
"Yaitu mereka yang apabila mendengar apa yang diturunkan kepada
Rasul-Nya akan mengalirkan air mata...." (Q.S. Al-Maidah 83) Imam
Thabrani mengetengahkan hadis yang serupa dari jalur Ibnu Abbas, bahkan
hadisnya ini lebih sederhana daripada hadis yang di atas.
|
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 84 |
|
|
جَآءَنَا |
datang kepada kami |
وَنَطْمَعُ |
dan kami menginginkan |
يُدْخِلَنَا |
memasukkan kami |
ٱلصَّٰلِحِينَ |
orang-orang yang saleh |
|
|
wamaa lanaa laa nu/minu biallaahi wamaa jaa-anaa mina alhaqqi wanathma'u an yudkhilanaa rabbunaa ma'a alqawmi alshshaalihiina
|
84. Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran
yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami
memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?". |
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 85 |
|
|
فَأَثَٰبَهُمُ |
maka memberi pahala kepada mereka |
ٱلْأَنْهَٰرُ |
sungai-sungai |
ٱلْمُحْسِنِينَ |
orang-orang yang berbuat kebaikan |
|
|
fa-atsaabahumu allaahu bimaa qaaluu jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wadzaalika jazaau almuhsiniina
|
85. Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka
ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang
mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang
berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya). |
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 86 |
|
|
وَٱلَّذِينَ |
dan orang-orang yang |
وَكَذَّبُوا۟ |
dan mereka mendustakan |
بِـَٔايَٰتِنَآ |
dengan ayat-ayat Kami |
أُو۟لَٰٓئِكَ |
mereka itulah |
|
|
waalladziina kafaruu wakadzdzabuu bi-aayaatinaa ulaa-ika ash-haabu aljahiimi
|
86. Dan orang-orang kafir serta mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka. |
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 87 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
تُحَرِّمُوا۟ |
kamu mengharamkan |
طَيِّبَٰتِ |
yang baik-baik |
تَعْتَدُوٓا۟ |
kamu melampaui batas |
ٱلْمُعْتَدِينَ |
orang-orang yang melampaui batas |
|
|
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tuharrimuu thayyibaati maa ahalla allaahu lakum walaa ta'taduu inna allaaha laa yuhibbu almu'tadiina
|
87. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Imam Tirmizi dan lain-lainnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu
Abbas, "Ada seorang lelaki datang menghadap kepada Nabi saw., lalu
lelaki itu bertanya, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini apabila
memakan daging langsung naik syahwat terhadap wanita-wanita dan
syahwatku menguasai diriku, dari itu aku haramkan daging untuk diriku.'
Setelah itu turunlah ayat, 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
mengharamkan apa-apa yang baik yang telah dihalalkan Allah untukmu.'"
(Q.S. Al-Maidah 87). Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis dari jalur
Aufi dari Ibnu Abbas, bahwa ada beberapa orang lelaki dari kalangan para
sahabat, di antaranya ialah sahabat Usman bin Mazh`un, mereka bertekad
mengharamkan diri mereka dari wanita-wanita (istri-istri) dan daging.
Kemudian mereka mengambil pisau tajam untuk memotong buah pelir mereka
(mengebiri diri sendiri) agar mereka tidak terkena nafsu syahwat lagi,
dengan demikian mereka bisa mengkonsentrasikan diri untuk beribadah.
Sebelum mereka melakukan niat itu turunlah ayat-ayat ini. Diketengahkan
pula hadis yang serupa secara mursal oleh Ikrimah, Abu Qilabah, Mujahid,
Abu Malik An-Nakha'i, Sadi dan lain-lainnya. Di dalam riwayat Sadi
disebutkan, bahwa mereka terdiri dari sepuluh orang sahabat, yang di
antaranya ialah Ibnu Mazh`un dan Ali bin Abu Thalib. Di dalam riwayat
Ikrimah disebutkan bahwa di antara mereka adalah Ibnu Mazh'un, Ali bin
Abu Thalib, Ibnu Masud, Miqdad bin Aswad dan Salim budak yang telah
dimerdekakan oleh Abu Huzaifah. Dan di dalam riwayat Mujahid disebutkan,
bahwa di antara mereka ialah Ibnu Mazh'un dan Abdullah bin Umar. Ibnu
Asakir mengetengahkan sebuah hadis di dalam kitab Tarikh dari jalur Sadi
Shaghir dari Kalbi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas
mengatakan, "Ayat ini diturunkan sehubungan dengan segolongan para
sahabat yang di antaranya ialah Abu Bakar, Umar, Ali, Ibnu Masud, Usman
bin Mazh'un, Miqdad bin Aswad dan Salim bekas budak Abu Huzaifah. Mereka
telah bersepakat untuk mengebiri diri, menjauhi istri-istri mereka,
tidak akan memakan daging dan segala yang berlemak, tidak akan memakan
makanan kecuali hanya makanan pokok saja (mutih), memakai pakaian yang
serba kasar dan mereka bertekad akan hidup mengembara di muka bumi
seperti halnya para rahib. Sebelum mereka menunaikan niat, turunlah ayat
ini." Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis dari Zaid bin Aslam,
"Abdullah bin Rawahah kedatangan seorang tamu dari familinya, sedangkan
pada waktu itu ia sedang berada di sisi Nabi saw. Pada waktu Abdullah
kembali ke rumahnya, ia menjumpai keluarganya tidak memberi makan
tamunya itu karena menunggu kedatangannya. Melihat hal itu ia berkata
kepada istrinya, 'Engkau telah menahan tamuku (tidak memberinya makan);
sungguh makanan itu haram bagiku.' Istrinya menjawab, 'Sungguh makanan
itu haram bagiku.' Sang tamu pun berkata, 'Sungguh makanan itu haram
bagiku.' Setelah melihat keadaan demikian Abdullah bin Rawahah
meletakkan tangannya ke makanan itu seraya berkata, 'Makanlah kamu
sekalian dengan menyebut nama Allah!' Seusai peristiwa itu Abdullah bin
Rawahah pergi menemui Nabi saw., lalu ia menceritakan kepada beliau apa
yang baru saja ia alami beserta keluarga dan tamunya. Kemudian Allah
menurunkan firman-Nya, 'Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah untuk kamu...'"
(Q.S. Al-Maidah 87).
|
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 88 |
|
|
رَزَقَكُمُ |
telah memberi rezki kepadamu |
وَٱتَّقُوا۟ |
dan bertakwalah kamu |
مُؤْمِنُونَ |
orang-orang beriman |
|
|
wakuluu mimmaa razaqakumu allaahu halaalan thayyiban waittaquu allaaha alladzii antum bihi mu/minuuna
|
88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya. |
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 89 |
|
|
يُؤَاخِذُكُمُ |
menghukum kamu |
بِٱللَّغْوِ |
karena main-main |
يُؤَاخِذُكُم |
Dia menghukum kamu |
ٱلْأَيْمَٰنَ |
sumpah-sumpah itu |
فَكَفَّٰرَتُهُۥٓ |
maka dendanya |
مَسَٰكِينَ |
orang-orang miskin |
أَوْسَطِ |
pertengahan/biasa |
تُطْعِمُونَ |
kamu berikan makan |
كِسْوَتُهُمْ |
memberi mereka pakaian |
فَصِيَامُ |
maka berpuasalah |
أَيْمَٰنِكُمْ |
sumpah-sumpahmu |
حَلَفْتُمْ |
kamu bersumpah |
وَٱحْفَظُوٓا۟ |
dan jagalah |
أَيْمَٰنَكُمْ |
sumpah-sumpahmu |
كَذَٰلِكَ |
seperti demikianlah |
تَشْكُرُونَ |
(kamu) bersyukur |
|
|
laa yu-aakhidzukumu allaahu biallaghwi fii aymaanikum walaakin yu-aakhidzukum bimaa 'aqqadtumu al-aymaana fakaffaaratuhu ith'aamu 'asyarati masaakiina min awsathi maa tuth'imuuna ahliikum aw kiswatuhum aw tahriiru raqabatin faman lam yajid fashiyaamu tsalaatsati ayyaamin dzaalika kaffaaratu aymaanikum idzaa halaftum waihfazhuu aymaanakum kadzaalika yubayyinu allaahu lakum aayaatihi la'allakum tasykuruuna
|
89. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak
dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu,
ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa
kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau
memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang
demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu
adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar).
Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu
hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). |
|
|
surah / surat : Al-Maidah Ayat : 90 |
|
|
ٱلَّذِينَ |
orang-orang yang |
إِنَّمَا |
sesungguhnya hanyalah |
وَٱلْأَنصَابُ |
dan berhala-berhala |
وَٱلْأَزْلَٰمُ |
dan mengundi nasib dengan anak panah |
فَٱجْتَنِبُوهُ |
maka jauhilah perbuatan itu |
تُفْلِحُونَ |
(kamu) beruntung |
|
|
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu innamaa alkhamru waalmaysiru waal-anshaabu waal-azlaamu rijsun min 'amali alsysyaythaani faijtanibuuhu la'allakum tuflihuuna
|
90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434],
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu
agar kamu mendapat keberuntungan.
[434]. Lihat not 396. |
|
SEBAB TURUNNYA AYAT:
Imam Nasai dan Imam Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas
yang mengatakan, "Sesungguhnya ayat pengharaman khamar itu diturunkan
berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum
Ansar yang gemar minum khamar. Pada suatu hari mereka minum-minum khamar
hingga mabuk, sewaktu keadaan mabuk mulai menguasai mereka, sebagian di
antara mereka mempermainkan sebagian lainnya. Dan tatkala mereka sadar
dari mabuk, seseorang di antara mereka melihat bekas-bekasnya pada
wajah, kepala dan jenggotnya. Lalu ia mengatakan, 'Hal ini tentu
dilakukan oleh si polan saudaraku, mereka adalah bersaudara di dalam
hati mereka tidak ada rasa dengki atau permusuhan antara sesamanya.'
Selanjutnya lelaki tadi berkata, 'Demi Allah! Andaikata si polan itu
menaruh belas kasihan dan sayang kepadaku, niscaya ia tidak akan
melakukan hal ini terhadap diriku.' Akhirnya setelah peristiwa itu, rasa
dengki mulai merasuk di dalam dada mereka lalu Allah swt. menurunkan
ayat ini, 'Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya (meminum) khamar
dan berjudi...'" (Q.S. Al-Maidah 90).
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar