Jumat, 14 Februari 2014

Al-Anfaal Ayat : 61-70

Al-Anfaal, 75 ayat

 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 61
وَإِن
dan jika
جَنَحُوا۟
mereka condong
لِلسَّلْمِ
untuk/kepada perdamaian
فَٱجْنَحْ
maka hendaklah kamu condong
لَهَا
kepadanya
وَتَوَكَّلْ
dan bertawakkallah
عَلَى
atas/kepada
ٱللَّهِ
Allah
إِنَّهُۥ
sesunguhnya Dia
هُوَ
Dia
ٱلسَّمِيعُ
Maha Mendengar
ٱلْعَلِيمُ
Maha Mengetahui

wa-in janahuu lilssalmi faijnah lahaa watawakkal 'alaa allaahi innahu huwa alssamii'u al'aliimu
61. Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 62
وَإِن
dan jika
يُرِيدُوٓا۟
mereka bermaksud
أَن
akan
يَخْدَعُوكَ
menipu kamu
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
حَسْبَكَ
cukuplah bagimu
ٱللَّهُ
Allah
هُوَ
Dia
ٱلَّذِىٓ
yang
أَيَّدَكَ
memperkuat kamu
بِنَصْرِهِۦ
dengan pertolonganNya
وَبِٱلْمُؤْمِنِينَ
dan dengan orang-orang yang beriman

wa-in yuriiduu an yakhda'uuka fa-inna hasbaka allaahu huwa alladzii ayyadaka binashrihi wabialmu/miniina
62. Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mu'min,
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 63
وَأَلَّفَ
dan Dia menjinakkan/mempersatukan
بَيْنَ
antara
قُلُوبِهِمْ
hati mereka
لَوْ
walaupun
أَنفَقْتَ
kamu membelanjakan
مَا
apa
فِى
di dalam
ٱلْأَرْضِ
bumi
جَمِيعًا
semuanya
مَّآ
tidak dapat
أَلَّفْتَ
kamu menjinakkan/mempersatukan
بَيْنَ
antara
قُلُوبِهِمْ
hati mereka
وَلَٰكِنَّ
akan tetapi
ٱللَّهَ
Allah
أَلَّفَ
menjinakkan/mempersatukan
بَيْنَهُمْ
diantara mereka
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
عَزِيزٌ
Maha Perkasa
حَكِيمٌ
Maha Bijaksana

wa-allafa bayna quluubihim law anfaqta maa fii al-ardhi jamii'an maa allafta bayna quluubihim walaakinna allaaha allafa baynahum innahu 'aziizun hakiimun
63. dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman) [622]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.

[622] Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 64
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلنَّبِىُّ
Nabi
حَسْبُكَ
cukuplah bagimu
ٱللَّهُ
Allah
وَمَنِ
dan orang
ٱتَّبَعَكَ
mengikuti kamu
مِنَ
dari
ٱلْمُؤْمِنِينَ
orang-orang mukmin/beriman

yaa ayyuhaa alnnabiyyu hasbuka allaahu wamani ittaba'aka mina almu/miniina
64. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mu'min yang mengikutimu.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Bazzar telah meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad yang dhaif (lemah) melalui Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Umar masuk Islam, orang-orang musyrik mengatakan, "Kaum (Muslimin) sekarang benar-benar telah mengambil separuh kekuatan kami." Kemudian Allah saw. menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Akan tetapi hadis ini mempunyai syahid-syahid yang cukup kuat, sehingga mengangkat predikatnya. Imam Thabrani dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui jalur periwayatan Said bin Jubair dan Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika masuk Islam kepada Nabi saw. sebanyak tiga puluh sembilan orang lelaki dan wanita, kemudian disusul pula oleh Islamnya Umar, sehingga jumlah mereka menjadi empat puluh orang. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah dan orang-orang Mukmin yang mengikutimu (menjadi penolongmu)." (Q.S. Al-Anfaal 64). Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang sahih melalui Said bin Jubair yang telah menceritakan, bahwa tatkala sebanyak tiga puluh tiga orang laki-laki dan enam orang wanita masuk Islam kepada Nabi saw. Umar pun masuk Islam, maka turunlah firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64). Abu Syekh telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Said bin Musayyab yang telah menceritakan, bahwa tatkala Umar masuk Islam, maka berkenaan dengan peristiwa itu Allah menurunkan firman-Nya, "Hai Nabi, cukuplah Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 64).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 65
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلنَّبِىُّ
Nabi
حَرِّضِ
kobarkanlah semangat
ٱلْمُؤْمِنِينَ
orang-orang mukmin/beriman
عَلَى
atas/untuk
ٱلْقِتَالِ
berperang
إِن
jika
يَكُن
ada
مِّنكُمْ
diantara kamu
عِشْرُونَ
duapuluh
صَٰبِرُونَ
orang-orang yang sabar
يَغْلِبُوا۟
mereka mengalahkan
مِا۟ئَتَيْنِ
duaratus
وَإِن
dan jika
يَكُن
ada
مِّنكُم
diantara kamu
مِّا۟ئَةٌ
seratus
يَغْلِبُوٓا۟
mereka mengalahkan
أَلْفًا
seribu
مِّنَ
dari pada
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُوا۟
(mereka) kafir
بِأَنَّهُمْ
dengan/disebabkan bahwasanya
قَوْمٌ
kaum
لَّا
tidak
يَفْقَهُونَ
mengerti

yaa ayyuhaa alnnabiyyu harridhi almu/miniina 'alaa alqitaali in yakun minkum 'isyruuna shaabiruuna yaghlibuu mi-atayni wa-in yakun minkum mi-atun yaghlibuu alfan mina alladziina kafaruu bi-annahum qawmun laa yafqahuuna
65. Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. [623]

[623] Maksudnya: mereka tidak mengerti bahwa perang itu haruslah untuk membela keyakinan dan mena'ati perintah Allah. Mereka berperang hanya semata-mata mempertahankan tradisi jahiliyah dan maksud-maksud duniawiyah lainnya.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 66
ٱلْـَٰٔنَ
sekarang
خَفَّفَ
telah meringankan
ٱللَّهُ
Allah
عَنكُمْ
dari/kepadamu
وَعَلِمَ
dan Dia telah mengetahui
أَنَّ
bahwasanya
فِيكُمْ
padamu
ضَعْفًا
kelemahan
فَإِن
maka jika
يَكُن
ada
مِّنكُم
diantara kamu
مِّا۟ئَةٌ
seratus
صَابِرَةٌ
orang yang sabar
يَغْلِبُوا۟
mereka mengalahkan
مِا۟ئَتَيْنِ
duaratus
وَإِن
dan jika
يَكُن
ada
مِّنكُمْ
diantara kamu
أَلْفٌ
seribu
يَغْلِبُوٓا۟
mereka mengalahkan
أَلْفَيْنِ
duaribu
بِإِذْنِ
dengan izin
ٱللَّهِ
Allah
وَٱللَّهُ
dan Allah
مَعَ
beserta
ٱلصَّٰبِرِينَ
orang-orang yang sabar

al-aana khaffafa allaahu 'ankum wa'alima anna fiikum dha'fan fa-in yakun minkum mi-atun shaabiratun yaghlibuu mi-atayni wa-in yakun minkum alfun yaghlibuu alfayni bi-idzni allaahi waallaahu ma'a alshshaabiriina
66. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ishaq bin Rahawaih di dalam kitab musnadnya telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika Allah menentukan atas kaum Mukminin, hendaknya setiap orang di antara mereka menghadapi sepuluh orang musuh. Maka hal ini dirasakan amat berat oleh mereka, maka kemudian Allah swt. memberikan keringanan kepada mereka sehingga seseorang hanya ditentukan untuk menghadapi dua orang musuh saja. Lalu Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kalian, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...." (Q.S. Al-Anfaal 65-66).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 67
مَا
tidak
كَانَ
ada
لِنَبِىٍّ
bagi seorang Nabi
أَن
bahwa
يَكُونَ
dia adalah
لَهُۥٓ
baginya
أَسْرَىٰ
tawanan
حَتَّىٰ
sehingga
يُثْخِنَ
ia memecah belah/melumpuhkan
فِى
di
ٱلْأَرْضِ
bumi
تُرِيدُونَ
kamu menghendaki
عَرَضَ
harta benda
ٱلدُّنْيَا
duniawi
وَٱللَّهُ
dan Allah
يُرِيدُ
menghendaki
ٱلْءَاخِرَةَ
akhirat
وَٱللَّهُ
dan Allah
عَزِيزٌ
Maha Perkasa
حَكِيمٌ
Maha Bijaksana

maa kaana linabiyyin an yakuuna lahu asraa hattaa yutskhina fii al-ardhi turiiduuna 'aradha alddunyaa waallaahu yuriidu al-aakhirata waallaahu 'aziizun hakiimun
67. Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad, Imam Tirmizi dan Imam Hakim telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Masud r.a. yang telah menceritakan, bahwa ketika perang Badar baru saja usai kemudian para tawanan dihadapkan kepada Rasulullah saw., maka Rasulullah saw. bersabda, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang para tawanan ini?" dan seterusnya. Di dalam peristiwa ini turunlah firman-Nya membenarkan pendapat Umar r.a., yaitu firman-Nya, "Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan...." (Q.S. Al-Anfaal 67).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 68
لَّوْلَا
kalau sekiranya tidak ada
كِتَٰبٌ
ketetapan
مِّنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
سَبَقَ
terdahulu
لَمَسَّكُمْ
niscaya menimpa kamu
فِيمَآ
dalam/disebabkan apa
أَخَذْتُمْ
kamu telah mengambil
عَذَابٌ
siksaan
عَظِيمٌ
besar

lawlaa kitaabun mina allaahi sabaqa lamassakum fiimaa akhadztum 'adzaabun 'azhiimun
68. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Ahmad dan lain-lainnya telah meriwayatkan sebuah hadis melalui Anas yang telah menceritakan, bahwa Nabi mengadakan musyawarah bersama dengan para sahabatnya sehubungan dengan para tawanan perang Badar. Maka Nabi saw. memulai dengan sabdanya, "Sesungguhnya Allah telah membuat kalian aman dari gangguan mereka (kaum musyrikin)." Maka pada saat itu juga berdirilah Umar bin Khatthab seraya berkata mengemukakan pendapatnya, "Wahai Rasulullah, penggal saja kepala mereka." Akan tetapi Nabi saw. berpaling daripadanya dan tidak mau menerima apa yang dikemukakannya itu. Lalu berdirilah Abu Bakar mengemukakan pendapatnya, "Kami berpendapat sebaiknya engkau memaafkan mereka dan hendaknya engkau menerima tebusan saja dari mereka." Akhirnya Nabi saw. memaafkan mereka dan menerima fidyah (tebusan) daripada mereka. Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah..." (Q.S. Al-Anfaal 68). Imam Tirmizi telah mengetengahkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. Disebutkan di dalam hadis ini bahwa Nabi saw. telah bersabda, "Ganimah masih belum dihalalkan, ia masih belum dihalalkan terhadap seorang pun yang berkepala hitam di antara orang-orang sebelum kalian. (Bilamana ada ganimah) maka turunlah api dari langit membakarnya sehingga habis semua." Akan tetapi ketika perang Badar telah usai dan kaum Muslimin memperoleh banyak ganimah, lalu mereka mengambil ganimah tersebut sebelum dihalalkan kepada mereka, maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kalian ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kalian ambil." (Q.S. Al-Anfaal 68).
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 69
فَكُلُوا۟
maka makanlah
مِمَّا
dari apa/sebagian
غَنِمْتُمْ
kamu telah mengambil rampasan perang
حَلَٰلًا
halal
طَيِّبًا
yang baik
وَٱتَّقُوا۟
dan bertakwalah
ٱللَّهَ
Allah
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
غَفُورٌ
Maha Pengampun
رَّحِيمٌ
Maha Penyayang

fakuluu mimmaa ghanimtum halaalan thayyiban waittaquu allaaha inna allaaha ghafuurun rahiimun
69. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 
 
surah / surat : Al-Anfaal Ayat : 70
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلنَّبِىُّ
Nabi
قُل
katakanlah
لِّمَن
kepada orang
فِىٓ
dalam
أَيْدِيكُم
tanganmu
مِّنَ
dari
ٱلْأَسْرَىٰٓ
tawanan
إِن
jika
يَعْلَمِ
mengetahui
ٱللَّهُ
Allah
فِى
dalam
قُلُوبِكُمْ
hati kamu
خَيْرًا
kebaikan
يُؤْتِكُمْ
Dia akan memberikan kepadamu
خَيْرًا
kebaikan/lebih baik
مِّمَّآ
dari apa
أُخِذَ
telah diambil
مِنكُمْ
dari kamu
وَيَغْفِرْ
dan Dia akan mengampuni
لَكُمْ
bagi kamu
وَٱللَّهُ
dan Allah
غَفُورٌ
Maha Pengampun
رَّحِيمٌ
Maha Penyayang

yaa ayyuhaa alnnabiyyu qul liman fii aydiikum mina al-asraa in ya'lami allaahu fii quluubikum khayran yu/tikum khayran mimmaa ukhidza minkum wayaghfir lakum waallaahu ghafuurun rahiimun
70. Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu". Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 
SEBAB TURUNNYA AYAT: Imam Thabrani telah meriwayatkan sebuah hadis di dalam kitab Ausathnya dengan melalui Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa Abbas (ayahnya) telah bercerita kepadanya, "Demi Allah, firman Allah swt. yang ini diturunkan berkenaan dengan diriku, yaitu ketika aku memberitahukan kepada Rasulullah saw. tentang keislamanku lalu aku meminta kepadanya supaya dia membebaskan diriku dengan harga dua puluh auqiyah emas yang aku bawa serta. Maka sebaliknya dia (Nabi) memberiku dua puluh orang hamba sahaya sebagai imbalan dari dua puluh auqiyah yang telah kuberikan itu. Akan tetapi tak lupa aku selalu mengharapkan ampunan dari Allah."
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar