Selasa, 11 Februari 2014

Al-A'raf ayat : 141-150

Al-A'raf, 206 ayat

surah / surat : Al-A'raf Ayat : 141
وَإِذْ
dan ketika
أَنجَيْنَٰكُم
Kami menyelamatkan kamu
مِّنْ
dari
ءَالِ
kaum
فِرْعَوْنَ
Fir'aun
يَسُومُونَكُمْ
mereka menindas kamu
سُوٓءَ
sangat jahat
ٱلْعَذَابِ
azab
يُقَتِّلُونَ
mereka membunuh
أَبْنَآءَكُمْ
anak-anak lelakimu
وَيَسْتَحْيُونَ
dan mereka membiarkan hidup
نِسَآءَكُمْ
wanita-wanitamu
وَفِى
dan pada
ذَٰلِكُم
yang demikian
بَلَآءٌ
cobaan
مِّن
dari
رَّبِّكُمْ
Tuhanmu
عَظِيمٌ
yang besar

wa-idz anjaynaakum min aali fir'awna yasuumuunakum suu-a al'adzaabi yuqattiluuna abnaa-akum wayastahyuuna nisaa-akum wafii dzaalikum balaaun min rabbikum 'azhiimun
141. Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu".
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 142
وَوَٰعَدْنَا
dan Kami telah menjanjikan
مُوسَىٰ
Musa
ثَلَٰثِينَ
tiga puluh
لَيْلَةً
malam
وَأَتْمَمْنَٰهَا
dan Kami menyempurnakan
بِعَشْرٍ
dengan sepuluh
فَتَمَّ
maka sempurnalah
مِيقَٰتُ
waktu yang ditentukan
رَبِّهِۦٓ
Tuhannya
أَرْبَعِينَ
empat puluh
لَيْلَةً
malam
وَقَالَ
dan berkata
مُوسَىٰ
Musa
لِأَخِيهِ
kepada saudaranya
هَٰرُونَ
Harun
ٱخْلُفْنِى
gantilah aku
فِى
dalam
قَوْمِى
kaumku
وَأَصْلِحْ
dan perbaikilah
وَلَا
dan jangan
تَتَّبِعْ
kamu mengikuti
سَبِيلَ
jalan
ٱلْمُفْسِدِينَ
orang-orang yang berbuat kerusakan

wawaa'adnaa muusaa tsalaatsiina laylatan wa-atmamnaahaa bi'asyrin fatamma miiqaatu rabbihi arba'iina laylatan waqaala muusaa li-akhiihi haaruuna ukhlufnii fii qawmii wa-ashlih walaa tattabi' sabiila almufsidiina
142. Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah [564], dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".

[564] Maksudnya: perbaikilah dirimu dan kaummu serta hal ihwal mereka.
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 143
وَلَمَّا
dan tatkala
جَآءَ
datang
مُوسَىٰ
Musa
لِمِيقَٰتِنَا
pada waktu yang Kami tentukan
وَكَلَّمَهُۥ
dan berfirman kepadanya
رَبُّهُۥ
Tuhannya
قَالَ
(Musa) berkata
رَبِّ
ya Tuhanku
أَرِنِىٓ
kepadaku
أَنظُرْ
lihatlah
إِلَيْكَ
Engkau
قَالَ
berfirman
لَن
tidak akan
تَرَىٰنِى
kamu melihat Aku
وَلَٰكِنِ
tetapi
ٱنظُرْ
lihatlah
إِلَى
ke
ٱلْجَبَلِ
bukit
فَإِنِ
maka jika
ٱسْتَقَرَّ
ia tetap
مَكَانَهُۥ
pada tempatnya
فَسَوْفَ
maka akan
تَرَىٰنِى
kamu melihat Aku
فَلَمَّا
maka ketika
تَجَلَّىٰ
menampakkan
رَبُّهُۥ
Tuhannya
لِلْجَبَلِ
pada bukit
جَعَلَهُۥ
menjadikannya
دَكًّا
hancur luluh
وَخَرَّ
dan jatuh
مُوسَىٰ
Musa
صَعِقًا
pingsan
فَلَمَّآ
maka setelah
أَفَاقَ
dia sadar kembali
قَالَ
dia berkata
سُبْحَٰنَكَ
Maha Suci Engkau
تُبْتُ
aku bertaubat
إِلَيْكَ
kepada Engkau
وَأَنَا۠
dan aku
أَوَّلُ
pertama
ٱلْمُؤْمِنِينَ
orang-orang yang beriman

walammaa jaa-a muusaa limiiqaatinaa wakallamahu rabbuhu qaala rabbi arinii anzhur ilayka qaala lan taraanii walaakini unzhur ilaa aljabali fa-ini istaqarra makaanahu fasawfa taraanii falammaa tajallaa rabbuhu liljabali ja'alahu dakkan wakharra muusaa sha'iqan falammaa afaaqa qaala subhaanaka tubtu ilayka wa-anaa awwalu almu/miniina
143. Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu [565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".

[565] Para mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia.
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 144
قَالَ
(Allah) berfirman
يَٰمُوسَىٰٓ
????
إِنِّى
sesungguhnya Aku
ٱصْطَفَيْتُكَ
Aku memilih kamu
عَلَى
atas
ٱلنَّاسِ
manusia
بِرِسَٰلَٰتِى
dengan risalahKu
وَبِكَلَٰمِى
dan perkataanKu
فَخُذْ
maka ambillah
مَآ
apa yang
ءَاتَيْتُكَ
telah Aku berikan kepadamu
وَكُن
dan jadilah kamu
مِّنَ
dari
ٱلشَّٰكِرِينَ
orang-orang yang bersyukur

qaala yaa muusaa innii isthafaytuka 'alaa alnnaasi birisaalaatii wabikalaamii fakhudz maa aataytuka wakun mina alsysyaakiriina
144. Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur."
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 145
وَكَتَبْنَا
dan telah Kami tuliskan
لَهُۥ
untuknya (Musa)
فِى
di dalam
ٱلْأَلْوَاحِ
batu tulis
مِن
dari
كُلِّ
segala
شَىْءٍ
sesuatu
مَّوْعِظَةً
pelajaran
وَتَفْصِيلًا
dan penjelasan
لِّكُلِّ
bagi segala
شَىْءٍ
sesuatu
فَخُذْهَا
maka berpeganglah kepadanya
بِقُوَّةٍ
dengan teguh
وَأْمُرْ
dan suruhlah
قَوْمَكَ
kaummu
يَأْخُذُوا۟
mereka berpegang
بِأَحْسَنِهَا
dengan sebaik-baiknya
سَأُو۟رِيكُمْ
akan Aku perlihatkan kepadamu
دَارَ
kampung/negeri
ٱلْفَٰسِقِينَ
orang-orang yang fasik

wakatabnaa lahu fii al-alwaahi min kulli syay-in maw'izhatan watafshiilan likulli syay-in fakhudzhaa biquwwatin wa/mur qawmaka ya/khudzuu bi-ahsanihaa sauriikum daara alfaasiqiina
145. Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh [566] (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya [567], nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik [568].

[566] Luh ialah: kepingan dari batu atau kayu yang tertulis padanya isi Taurat yang diterima Nabi Musa a.s. sesudah munajat di gunung Thursina.

[567] Maksudnya: utamakanlah yang wajib-wajib dahulu dari yang sunat dan mubah.

[568] Maksudnya: Allah mmeperlihatkan kampung orang-orang fasik seperti Fir'aun, 'Aad, Tsamud dan sebagainya yang kampung-kampung itu hancur bersama mereka akibat kejahatan dan kefasikan mereka.
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 146
سَأَصْرِفُ
Aku akan memalingkan
عَنْ
dari
ءَايَٰتِىَ
ayat-ayatKu
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يَتَكَبَّرُونَ
(mereka) menyombongkan
فِى
di
ٱلْأَرْضِ
bumi
بِغَيْرِ
dengan tanpa
ٱلْحَقِّ
benar
وَإِن
dan jika
يَرَوْا۟
mereka melihat
كُلَّ
tiap-tiap
ءَايَةٍ
ayat
لَّا
tidak
يُؤْمِنُوا۟
mereka beriman
بِهَا
kepadanya
وَإِن
dan jika
يَرَوْا۟
mereka melihat
سَبِيلَ
jalan
ٱلرُّشْدِ
petunjuk
لَا
tidak
يَتَّخِذُوهُ
mereka mengambilnya
سَبِيلًا
jalan
وَإِن
dan jika
يَرَوْا۟
mereka melihat
سَبِيلَ
jalan
ٱلْغَىِّ
sesat
يَتَّخِذُوهُ
mereka mengambilnya
سَبِيلًا
jalan
ذَٰلِكَ
demikian itu
بِأَنَّهُمْ
karena sesungguhnya mereka
كَذَّبُوا۟
mereka mendustakan
بِـَٔايَٰتِنَا
dengan ayat-ayat Kami
وَكَانُوا۟
dan mereka adalah
عَنْهَا
dari padanya
غَٰفِلِينَ
orang-orang yang lalai

sa-ashrifu 'an aayaatiya alladziina yatakabbaruuna fii al-ardhi bighayri alhaqqi wa-in yaraw kulla aayatin laa yu/minuu bihaa wa-in yaraw sabiila alrrusydi laa yattakhidzuuhu sabiilan wa-in yaraw sabiila alghayyi yattakhidzuuhu sabiilan dzaalika bi-annahum kadzdzabuu bi-aayaatinaa wakaanuu 'anhaa ghaafiliina
146. Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku) [569], mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.

[569] Yang dimaksud dengan ayat-ayat di sini ialah: ayat-ayat Taurat, tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 147
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
كَذَّبُوا۟
mereka mendustakan
بِـَٔايَٰتِنَا
dengan ayat-ayat Kami
وَلِقَآءِ
dan pertemuan
ٱلْءَاخِرَةِ
akhirat
حَبِطَتْ
sia-sia
أَعْمَٰلُهُمْ
amal mereka
هَلْ
apakah
يُجْزَوْنَ
mereka diberi balasan
إِلَّا
kecuali
مَا
apa
كَانُوا۟
adalah mereka
يَعْمَلُونَ
mereka kerjakan

waalladziina kadzdzabuu bi-aayaatinaa waliqaa-i al-aakhirati habithat a'maaluhum hal yujzawna illaa maa kaanuu ya'maluuna
147. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 148
وَٱتَّخَذَ
dan mengambil/mengambil
قَوْمُ
kaum
مُوسَىٰ
Musa
مِنۢ
dari
بَعْدِهِۦ
sesudahnya
مِنْ
dari
حُلِيِّهِمْ
perhiasan-perhiasan mereka
عِجْلًا
anak lembu
جَسَدًا
tubuh
لَّهُۥ
baginya
خُوَارٌ
suara
أَلَمْ
apakah tidak
يَرَوْا۟
mereka mengetahui
أَنَّهُۥ
bahwasanya ia
لَا
tidak
يُكَلِّمُهُمْ
ia bicara dengan mereka
وَلَا
dan tidak
يَهْدِيهِمْ
ia memberi petunjuk mereka
سَبِيلًا
jalan
ٱتَّخَذُوهُ
mereka menjadikannya
وَكَانُوا۟
dan mereka adalah
ظَٰلِمِينَ
orang-orang yang dzalim

waittakhadza qawmu muusaa min ba'dihi min huliyyihim 'ijlan jasadan lahu khuwaarun alam yaraw annahu laa yukallimuhum walaa yahdiihim sabiilan ittakhadzuuhu wakaanuu zhaalimiina
148. Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara [570]. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

[570] Mereka membuat patung anak lembu dari emas. Para Mufassirin berpendapat bahwa patung itu tetap patung tidak bernyawa dan suara yang seperti lembu itu hanyalah disebabkan oleh angin yang masuk ke dalam rongga patung itu dengan tekhnik yang dikenal oleh Samiri waktu itu dan sebagian mufassirin ada yang menafsirkan bahwa patung yang dibuat dari emas itu kemudian menjadi tubuh yang bernyawa dan mempunyai suara lembu.
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 149
وَلَمَّا
dan setelah
سُقِطَ
menyesali
فِىٓ
dalam
أَيْدِيهِمْ
perbuatan mereka
وَرَأَوْا۟
dan mereka mengetahui
أَنَّهُمْ
bahwasanya mereka
قَدْ
sungguh
ضَلُّوا۟
mereka telah sesat
قَالُوا۟
mereka berkata
لَئِن
sungguh jika
لَّمْ
tidak
يَرْحَمْنَا
memberi kami rahmat
رَبُّنَا
Tuhan kami
وَيَغْفِرْ
dan mengampuni
لَنَا
bagi kami
لَنَكُونَنَّ
niscaya kami menjadi
مِنَ
dari
ٱلْخَٰسِرِينَ
orang-orang yang merugi

walammaa suqitha fii aydiihim wara-aw annahum qad dhalluu qaaluu la-in lam yarhamnaa rabbunaa wayaghfir lanaa lanakuunanna mina alkhaasiriina
149. Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi."
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 150
وَلَمَّا
dan setelah
رَجَعَ
kembali
مُوسَىٰٓ
Musa
إِلَىٰ
kepada
قَوْمِهِۦ
kaumnya
غَضْبَٰنَ
dalam keadaan marah
أَسِفًا
sedih hati
قَالَ
dia berkata
بِئْسَمَا
alangkah buruknya
خَلَفْتُمُونِى
kamu menggantiku
مِنۢ
dari
بَعْدِىٓ
sesudahku
أَعَجِلْتُمْ
apakah kamu hendak mendahului
أَمْرَ
perintah
رَبِّكُمْ
Tuhanmu
وَأَلْقَى
dan dia melemparkan
ٱلْأَلْوَاحَ
batu tulis
وَأَخَذَ
dan dia memegang
بِرَأْسِ
dengan kepala
أَخِيهِ
saudaranya
يَجُرُّهُۥٓ
dia menariknya
إِلَيْهِ
kepadanya
قَالَ
dia (Harun) berkata
ٱبْنَ
anak
أُمَّ
ibu
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلْقَوْمَ
kaum
ٱسْتَضْعَفُونِى
mereka menjadikan aku lemah
وَكَادُوا۟
dan hampir-hampir mereka
يَقْتُلُونَنِى
mereka membunuh aku
فَلَا
maka jangan
تُشْمِتْ
kamu menjadikan gembira
بِىَ
denganku
ٱلْأَعْدَآءَ
musuh-musuh
وَلَا
dan jangan
تَجْعَلْنِى
kamu menjadikan aku
مَعَ
beserta
ٱلْقَوْمِ
kaum
ٱلظَّٰلِمِينَ
orang-orang yang dzalim

walammaa raja'a muusaa ilaa qawmihi ghadhbaana asifan qaala bi/samaa khalaftumuunii min ba'dii a'ajiltum amra rabbikum wa-alqaa al-alwaaha wa-akhadza bira/si akhiihi yajurruhu ilayhi qaala ibna umma inna alqawma istadh'afuunii wakaaduu yaqtuluunanii falaa tusymit biya al-a'daa-a walaa taj'alnii ma'a alqawmi alzhzhaalimiina
150. Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu [571]? Dan Musapun melemparkan luh-luh [572] (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"

[571] Maksudnya: apakah kamu tidak sabar menanti kedatanganku kembali sesudah munajat dengan Tuhan sehingga kamu membuat patung untuk disembah sebagai menyembah Allah?

[572] Lihat not 566.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar