Rabu, 05 Februari 2014

An-Nisaa, ayat : 51-60

surah / surat : An-Nisaa Ayat : 51
mp3 
أَلَمْ
apakah tidak
تَرَ
kamu perhatikan
إِلَى
kepada
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
أُوتُوا۟
(mereka) diberi
نَصِيبًا
bagian
مِّنَ
dari
ٱلْكِتَٰبِ
Al Kitab
يُؤْمِنُونَ
mereka beriman
بِٱلْجِبْتِ
dengan/kepada Jibti
وَٱلطَّٰغُوتِ
dan Tagut
وَيَقُولُونَ
dan mereka mengatakan
لِلَّذِينَ
kepada orang-orang yang
كَفَرُوا۟
(mereka) kafir
هَٰٓؤُلَآءِ
mereka itu
أَهْدَىٰ
lebih mendapat petunjuk
مِنَ
dari
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُوا۟
beriman
سَبِيلًا
jalan

alam tara ilaa alladziina uutuu nashiiban mina alkitaabi yu/minuuna bialjibti waalththaaghuuti wayaquuluuna lilladziina kafaruu haaulaa-i ahdaa mina alladziina aamanuu sabiilaan
51. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab ? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut [309], dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.

[309] Jibt dan thaghuut, ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ahmad dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Tatkala Ka'ab bin Asyraf datang ke Mekah, berkatalah orang-orang Quraisy kepadanya, 'Tidakkah Anda lihat si kepala batu yang telah dikucilkan dari kaumnya itu, ia menyangka bahwa ia lebih baik daripada kami, padahal kami petugas-petugas haji yang melayani makan minum jemaah serta keamanan mereka.' Jawab mereka, 'Kamu lebih baik.' Maka turunlah mengenai mereka ayat, 'Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus.' (Al-Kautsar 3) Dan diturunkan pula, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi bagian Alkitab...' sampai dengan, '...penolong.'" (Q.S. An-Nisa 51-52) Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di antara orang-orang yang mengambil prakarsa untuk menggerakkan persekutuan di antara orang-orang Quraisy dengan Gathaan dan Bani Quraizhah ialah Huyai bin Akhthab, Salam bin Abu Haqiq, Abu Rafi', Rabi' bin Abu Haqiq, Abu Imarah dan Haudzhah bin Qais, kesemua mereka dari warga Bani Nadhir. Tatkala mereka ini mengadakan kunjungan kepada orang-orang Quraisy, beberapa orang warga Mekah mengatakan, 'Mereka itu adalah pendeta-pendeta Yahudi dan para ahli mereka mengenai kitab-kitab suci yang pertama dulu. Baik tanyakan pada mereka, manakah yang lebih baik, apakah agama kamu ataukah agama Muhammad.' Lalu mereka tanyakan, dan jawabannya ialah, 'Agamamu lebih baik dari agama mereka, dan kamu lebih banyak dapat petunjuk daripadanya dan dari pengikut-pengikutnya.' Maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi Alkitab...' sampai dengan, '...kerajaan besar.'" (Q.S. An-Nisa 51-54)
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 52
mp3 
أُو۟لَٰٓئِكَ
mereka itulah
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
لَعَنَهُمُ
mengutuk mereka
ٱللَّهُ
Allah
وَمَن
dan barang siapa
يَلْعَنِ
mengutuk
ٱللَّهُ
Allah
فَلَن
maka sekali-kali tidak
تَجِدَ
mendapat
لَهُۥ
baginya
نَصِيرًا
penolong

ulaa-ika alladziina la'anahumu allaahu waman yal'ani allaahu falan tajida lahu nashiiraan
52. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ahmad dan Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Tatkala Ka'ab bin Asyraf datang ke Mekah, berkatalah orang-orang Quraisy kepadanya, 'Tidakkah Anda lihat si kepala batu yang telah dikucilkan dari kaumnya itu, ia menyangka bahwa ia lebih baik daripada kami, padahal kami petugas-petugas haji yang melayani makan minum jemaah serta keamanan mereka.' Jawab mereka, 'Kamu lebih baik.' Maka turunlah mengenai mereka ayat, 'Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus.' (Al-Kautsar 3) Dan diturunkan pula, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi bagian Alkitab...' sampai dengan, '...penolong.'" (Q.S. An-Nisa 51-52) Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di antara orang-orang yang mengambil prakarsa untuk menggerakkan persekutuan di antara orang-orang Quraisy dengan Gathaan dan Bani Quraizhah ialah Huyai bin Akhthab, Salam bin Abu Haqiq, Abu Rafi', Rabi' bin Abu Haqiq, Abu Imarah dan Haudzhah bin Qais, kesemua mereka dari warga Bani Nadhir. Tatkala mereka ini mengadakan kunjungan kepada orang-orang Quraisy, beberapa orang warga Mekah mengatakan, 'Mereka itu adalah pendeta-pendeta Yahudi dan para ahli mereka mengenai kitab-kitab suci yang pertama dulu. Baik tanyakan pada mereka, manakah yang lebih baik, apakah agama kamu ataukah agama Muhammad.' Lalu mereka tanyakan, dan jawabannya ialah, 'Agamamu lebih baik dari agama mereka, dan kamu lebih banyak dapat petunjuk daripadanya dan dari pengikut-pengikutnya.' Maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi Alkitab...' sampai dengan, '...kerajaan besar.'" (Q.S. An-Nisa 51-54)
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 53
mp3 
أَمْ
atau
لَهُمْ
bagi mereka
نَصِيبٌ
bagian
مِّنَ
dari
ٱلْمُلْكِ
kekuasaan
فَإِذًا
maka jika demikian/kendatipun ada
لَّا
tidak
يُؤْتُونَ
mereka akan mendatangkan
ٱلنَّاسَ
manusia
نَقِيرًا
sedikitpun

am lahum nashiibun mina almulki fa-idzan laa yu/tuuna alnnaasa naqiiraan
53. Ataukah ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia [310].

[310] Maksudnya : orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di antara orang-orang yang mengambil prakarsa untuk menggerakkan persekutuan di antara orang-orang Quraisy dengan Gathaan dan Bani Quraizhah ialah Huyai bin Akhthab, Salam bin Abu Haqiq, Abu Rafi', Rabi' bin Abu Haqiq, Abu Imarah dan Haudzhah bin Qais, kesemua mereka dari warga Bani Nadhir. Tatkala mereka ini mengadakan kunjungan kepada orang-orang Quraisy, beberapa orang warga Mekah mengatakan, 'Mereka itu adalah pendeta-pendeta Yahudi dan para ahli mereka mengenai kitab-kitab suci yang pertama dulu. Baik tanyakan pada mereka, manakah yang lebih baik, apakah agama kamu ataukah agama Muhammad.' Lalu mereka tanyakan, dan jawabannya ialah, 'Agamamu lebih baik dari agama mereka, dan kamu lebih banyak dapat petunjuk daripadanya dan dari pengikut-pengikutnya.' Maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi Alkitab...' sampai dengan, '...kerajaan besar.'" (Q.S. An-Nisa 51-54)
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 54
mp3 
أَمْ
atau
يَحْسُدُونَ
mereka dengki
ٱلنَّاسَ
manusia
عَلَىٰ
atas
مَآ
apa (karunia)
ءَاتَىٰهُمُ
memberikan kepada mereka
ٱللَّهُ
Allah
مِن
dari
فَضْلِهِۦ
karuniaNya
فَقَدْ
maka sungguh
ءَاتَيْنَآ
Kami telah memberikan
ءَالَ
keluarga
إِبْرَٰهِيمَ
Ibrahim
ٱلْكِتَٰبَ
kitab
وَٱلْحِكْمَةَ
dan Hikmah
وَءَاتَيْنَٰهُم
dan Kami telah memberikan kepada mereka
مُّلْكًا
kerajaan
عَظِيمًا
besar

am yahsuduuna alnnaasa 'alaa maa aataahumu allaahu min fadhlihi faqad aataynaa aala ibraahiima alkitaaba waalhikmata waaataynaahum mulkan 'azhiimaan
54. ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia [311] yang Allah telah berikan kepadanya ? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.

[311] Yaitu : kenabian, Al-Qur'an, dan kemenangan.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Ishak mengetengahkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Di antara orang-orang yang mengambil prakarsa untuk menggerakkan persekutuan di antara orang-orang Quraisy dengan Gathaan dan Bani Quraizhah ialah Huyai bin Akhthab, Salam bin Abu Haqiq, Abu Rafi', Rabi' bin Abu Haqiq, Abu Imarah dan Haudzhah bin Qais, kesemua mereka dari warga Bani Nadhir. Tatkala mereka ini mengadakan kunjungan kepada orang-orang Quraisy, beberapa orang warga Mekah mengatakan, 'Mereka itu adalah pendeta-pendeta Yahudi dan para ahli mereka mengenai kitab-kitab suci yang pertama dulu. Baik tanyakan pada mereka, manakah yang lebih baik, apakah agama kamu ataukah agama Muhammad.' Lalu mereka tanyakan, dan jawabannya ialah, 'Agamamu lebih baik dari agama mereka, dan kamu lebih banyak dapat petunjuk daripadanya dan dari pengikut-pengikutnya.' Maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang diberi Alkitab...' sampai dengan, '...kerajaan besar.'" (Q.S. An-Nisa 51-54) Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari jalur Aufi dari Ibnu Abbas, katanya, "Kata Ahli Kitab, 'Muhammad menduga bahwa apa yang telah diberikan kepadanya itu dianggapnya sederhana, padahal ia mempunyai sembilan orang istri dan tak ada minatnya selain daripada kawin. Nah, raja manakah yang lebih utama daripadanya?' Maka Allah pun menurunkan, 'Apakah mereka merasa dengki kepada manusia...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 54). Ibnu Saad mengetengahkan dari Umar Maula Afrah yang hampir sama dengan itu yaitu, "Lebih berkelapangan daripadanya."
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 55
mp3 
فَمِنْهُم
maka diantara mereka
مَّنْ
orang
ءَامَنَ
ia beriman
بِهِۦ
denganNya (Allah)
وَمِنْهُم
dan diantara mereka
مَّن
orang
صَدَّ
ia menghalangi
عَنْهُ
daripadaNya
وَكَفَىٰ
dan cukuplah
بِجَهَنَّمَ
dengan neraka jahanam
سَعِيرًا
menyala-nyala

faminhum man aamana bihi waminhum man shadda 'anhu wakafaa bijahannama sa'iiraan
55. Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 56
mp3 
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-oang yang
كَفَرُوا۟
(mereka) kafir
بِـَٔايَٰتِنَا
dengan/kepada ayat-ayat Kami
سَوْفَ
kelak/bakal
نُصْلِيهِمْ
Kami masukkan mereka
نَارًا
api/neraka
كُلَّمَا
setiap
نَضِجَتْ
hangus/terbakar
جُلُودُهُم
kulit-kulit mereka
بَدَّلْنَٰهُمْ
Kami ganti mereka
جُلُودًا
kulit-kulit
غَيْرَهَا
lainnya
لِيَذُوقُوا۟
supaya merasakan
ٱلْعَذَابَ
azab/siksa
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
كَانَ
adalah Dia
عَزِيزًا
Maha Perkasa
حَكِيمًا
Maha Bijaksana

inna alladziina kafaruu bi-aayaatinaa sawfa nushliihim naaran kullamaa nadhijat juluuduhum baddalnaahum juluudan ghayrahaa liyadzuuquu al'adzaaba inna allaaha kaana 'aziizan hakiimaan
56. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 57
mp3 
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
ءَامَنُوا۟
beriman
وَعَمِلُوا۟
dan mereka mengerjakan
ٱلصَّٰلِحَٰتِ
kebajikan
سَنُدْخِلُهُمْ
akan Kami masukkan mereka
جَنَّٰتٍ
surga
تَجْرِى
mengalir
مِن
dari
تَحْتِهَا
bawahnya
ٱلْأَنْهَٰرُ
sungai-sungai
خَٰلِدِينَ
mereka kekal
فِيهَآ
di dalamnya
أَبَدًا
selama-lamanya
لَّهُمْ
bagi mereka
فِيهَآ
di dalamnya
أَزْوَٰجٌ
isteri-isteri
مُّطَهَّرَةٌ
yang suci
وَنُدْخِلُهُمْ
dan Kami masukkan mereka
ظِلًّا
tempat teduh/naungan
ظَلِيلًا
nyaman

waalladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati sanudkhiluhum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa abadan lahum fiihaa azwaajun muthahharatun wanudkhiluhum zhillan zhaliilaan
57. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 58
mp3 
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَأْمُرُكُمْ
Dia menyuruh
أَن
untuk
تُؤَدُّوا۟
menyampaikan
ٱلْأَمَٰنَٰتِ
amanat
إِلَىٰٓ
kepada
أَهْلِهَا
yang berhak menerimanya
وَإِذَا
dan apabila
حَكَمْتُم
kamu menetapkan hukum
بَيْنَ
diantara
ٱلنَّاسِ
manusia
أَن
supaya
تَحْكُمُوا۟
kamu menetapkan hukum
بِٱلْعَدْلِ
dengan adil
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
نِعِمَّا
sebaik-baiknya
يَعِظُكُم
Dia memberi pelajaran kepadamu
بِهِۦٓ
dengannya
إِنَّ
sesunguhnya
ٱللَّهَ
Allah
كَانَ
adlah Dia
سَمِيعًۢا
Maha Mendengar
بَصِيرًا
Maha Melihat

inna allaaha ya/murukum an tu-adduu al-amaanaati ilaa ahlihaa wa-idzaa hakamtum bayna alnnaasi an tahkumuu bial'adli inna allaaha ni'immaa ya'izhukum bihi inna allaaha kaana samii'an bashiiraan
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Murdawaih mengetengahkan dari jalur Kalbi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas, katanya, "Tatkala Rasulullah saw. membebaskan kota Mekah, dipanggilnya Usman bin Thalhah lalu setelah datang, maka sabdanya, 'Coba lihat kunci Kakbah,' lalu diambilkannya. Tatkala Usman mengulurkan tangannya untuk menyerahkan kunci itu, tiba-tiba Abbas bangkit seraya berkata, 'Wahai Rasulullah! Demi ibu bapakku yang menjadi tebusanmu, gabungkanlah tugas ini dengan pelayanan minuman jemaah.' Mendengar itu Usman pun menahan tangannya, maka sabda Rasulullah saw., 'Berikanlah kunci itu, hai Utsman.' Maka jawabnya, 'Inilah amanat dari Allah.' Maka Rasulullah pun bangkit, lalu dibukanya Kakbah dan kemudian keluar, lalu bertawaf sekeliling Baitullah. Kemudian Jibril pun menurunkan wahyu agar mengembalikan kunci, maka dipanggilnya Usman bin Thalhah lalu diserahkannya kunci itu kepadanya, kemudian dibacakannya ayat, 'Sesungguhnya Allah menyuruhmu supaya kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak...' hingga ayat itu selesai." (Q.S. An-Nisa 58) Syu'bah mengetengahkan dalam tafsirnya dari Hajjaj, dari Ibnu Juraij, katanya, "Ayat ini diturunkan mengenai Usman bin Thalhah yang Rasulullah menerima kunci Kakbah daripadanya. Dengan kunci itu beliau memasuki Baitullah pada hari pembebasan, kemudian keluar seraya membaca ayat ini. Dipanggilnya Usman lalu diserahkannya kunci itu kepadanya." Katanya pula, "Kata Umar bin Khaththab, 'Tatkala Rasulullah keluar dari Kakbah sambil membaca ayat ini, dan demi ibu bapak yang menjadi tebusannya, tidak pernah saya dengar ia membacanya sebelum itu.' Kata saya, 'Jika dilihat dari sini, ternyata surah tersebut turun dalam ruangan Kakbah.'"
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 59
mp3 
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُوٓا۟
beriman
أَطِيعُوا۟
taatlah kamu
ٱللَّهَ
Allah
وَأَطِيعُوا۟
dan taatlah
ٱلرَّسُولَ
Rasul
وَأُو۟لِى
dan ulil
ٱلْأَمْرِ
Amri
مِنكُمْ
diantara kamu
فَإِن
maka jika
تَنَٰزَعْتُمْ
kamu berselisih
فِى
dalam/tentang
شَىْءٍ
sesuatu
فَرُدُّوهُ
maka kembalikanlah ia
إِلَى
kepada
ٱللَّهِ
Allah
وَٱلرَّسُولِ
dan Rasul
إِن
jika
كُنتُمْ
kamu adalah
تُؤْمِنُونَ
(kamu) beriman
بِٱللَّهِ
kepada Allah
وَٱلْيَوْمِ
dan hari
ٱلْءَاخِرِ
akhirat/akhir
ذَٰلِكَ
dmikian itu
خَيْرٌ
lebih baik/utama
وَأَحْسَنُ
dan sebaik-baik
تَأْوِيلًا
kesudahan/akibatnya

yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaan
59. Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Bukhari dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas, katanya, "Diturunkan ayat ini pada Abdullah bin Hudzafah bin Qais, yakni ketika ia dikirim oleh Nabi saw. dalam suatu ekspedisi. Berita itu diceritakannya secara ringkas. Dan kata Daud, ini berarti mengada-ada terhadap Ibnu Abbas, karena disebutkan bahwa Abdullah bin Huzafah tampil di hadapan tentaranya dalam keadaan marah, maka dinyalakannya api lalu disuruhnya mereka menceburkan diri ke dalam api itu. Sebagian mereka menolak, sedangkan sebagian lagi bermaksud hendak menceburkan dirinya." Katanya, "Sekiranya ayat itu turun sebelum peristiwa, maka kenapa kepatuhan itu hanya khusus terhadap Abdullah bin Hudzafah dan tidak kepada yang lain-lainnya? Dan jika itu turun sesudahnya, maka yang dapat diucapkan pada mereka ialah, 'Taat itu hanyalah pada barang yang makruf,' jadi tidak pantas dikatakan, 'Kenapa kalian tidak mau mematuhinya?'" Dalam pada itu Hafizh Ibnu Hajar menjawab bahwa yang dimaksud di dalam kisahnya dengan, "Jika kamu berselisih pendapat dalam sesuatu hal," bahwa mereka memang berselisih dalam menghadapi perintah itu dengan kepatuhan, atau menolaknya karena takut pada api. Maka wajarlah bila waktu itu diturunkan pedoman yang dapat memberi petunjuk bagi mereka apa yang harus diperbuat ketika berselisih pendapat itu yaitu mengembalikannya kepada Allah dan Rasul. Dan Ibnu Jarir mengetengahkan bahwa ayat tersebut diturunkan mengenai kisah yang terjadi di antara Ammar bin Yasir dengan Khalid bin Walid yang ketika itu menjadi amir atau panglima tentara. Tanpa setahu Khalid, Ammar melindungi seorang laki-laki hingga kedua mereka pun bertengkar.
surah / surat : An-Nisaa Ayat : 60
mp3 
أَلَمْ
apakah tidak
تَرَ
kamu perhatikan
إِلَى
kepada
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يَزْعُمُونَ
mereka mengaku
أَنَّهُمْ
sesungguhnya mereka
ءَامَنُوا۟
beriman
بِمَآ
dengan/kepada apa
أُنزِلَ
diturunkan
إِلَيْكَ
kepadamu
وَمَآ
dan apa
أُنزِلَ
diturunkan
مِن
dari
قَبْلِكَ
sebelum kamu
يُرِيدُونَ
mereka hendak
أَن
bahwa
يَتَحَاكَمُوٓا۟
mereka berhakim
إِلَى
kepada
ٱلطَّٰغُوتِ
Tagut (berhala)
وَقَدْ
dan sungguh
أُمِرُوٓا۟
mereka diperintah
أَن
untuk
يَكْفُرُوا۟
mereka mengingkari
بِهِۦ
dengannya
وَيُرِيدُ
dan menghendaki
ٱلشَّيْطَٰنُ
syaitan
أَن
untuk
يُضِلَّهُمْ
menyesatkan mereka
ضَلَٰلًۢا
penyesatan
بَعِيدًا
sejauh-jauhnya

alam tara ilaa alladziina yaz'umuuna annahum aamanuu bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika yuriiduuna an yatahaakamuu ilaa alththaaghuuti waqad umiruu an yakfuruu bihi wayuriidu alsysyaythaanu an yudhillahum dhalaalan ba'iidaan
60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut [312], padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.

[312] yang selalu memusuhi Nabi dan kaum Muslimin dan ada yang mengatakan Abu Barzah seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga : 1. Orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. Berhala-berhala.
SEBAB TURUNNYA AYAT: Ibnu Abu Hatim mengetengahkan dari jalur Ikrimah atau Said dari Ibnu Abbas, katanya, "Jallas bin Shamit, Ma'tab bin Qusyair, Rafi bin Zaid dan Bisyr mengaku beragama Islam. Maka beberapa warga mereka yang beragama Islam mengajak mereka untuk menemui Rasulullah saw. buat menyelesaikan sengketa yang terdapat di antara mereka. Tetapi mereka tidak bersedia, sebaliknya membawa pihak lawan kepada tukang-tukang tenung yang biasa menjadi hakim di masa jahiliah. Maka Allah pun menurunkan mengenai mereka, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang mengaku...' sampai akhir ayat." (Q.S. An-Nisa 60) Ibnu Jarir mengetengahkan dari Sya'bi, katanya, "Terjadi suatu pertengkaran di antara seorang laki-laki Yahudi dengan seorang laki-laki munafik. Kata si Yahudi, 'Ayolah kita bertahkim kepada ahli agamamu,' atau katanya, 'kepada Nabimu,' karena ia yakin bahwa Nabi tidak akan mau menerima suap dalam memutuskan sesuatu. Tetapi persetujuan tidak tercapai dan akhirnya mereka setuju untuk mendatangi seorang tukang tenung di Juhainah, maka turunlah ayat tersebut di atas." Ibnu Abu Hatim dan Thabrani mengetengahkan dengan sanad yang sahih dari Ibnu Abbas, katanya, "Abu Barzah Al-Aslami adalah seorang tukang tenung yang biasa mengadili perkara-perkara yang menjadi persengketaan di antara orang-orang Yahudi. Kebetulan ada pula beberapa orang kaum muslimin yang minta agar persengketaan di antara mereka diadili pula olehnya. Maka Allah pun menurunkan, 'Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang mengaku diri mereka telah beriman...' sampai dengan, '...penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna.'" (Q.S. An-Nisa 60-62)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar